18 Agu 2008

Protein dan Prestasi Olahragawan

Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat melaksanakan fungsi normalnya. Pada dasarnya kebutuhan makanan bagi olahragawan tidak atau sedikit berbeda dari makanan yang bukan olahragawan. Dalam hal ini makanan yang diperlukan tubuh adalah makanan yang seimbang dengan kebutuhan tubuh sesuai dengan umur dan jenis pekerjaaan yang dilakukan sehari-harinya. Untuk olahragawan karena aktivitas sehari-harinya lebih berat dari orang bukan olahragawan, maka porsi makanannya harus lebih besar disesuaikan dengan jenis olahraganya (ringan, sedang, berat). Terkait dengan kebutuhan protein, sampai saat ini banyak olahragawan maupun orang biasa yang ingin membentuk otot percaya bahwa dengan makan banyak sumber protein maka pembentukan otot akan lebih cepat. Namun, sejauh mana asupan tinggi protein untuk pembentukan otot, berikut akan di jelaskan.

Sumber protein bisa berasal dari hewani maupun nabati. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai dan merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Namun protein kacang-kacangan terbatas dalam asam amino metionin. Sedangkan protein padi-padian tidak komplit, dengan asam amino pembatas lisin. Oleh karen itu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan susunan hidangan yang beragam atau sering pula disebut sebagai menu seimbang, maka kekurangan asam amino dari bahan makanan yang satu, dapat ditutupi oleh kelebihan asam-asam amino dari bahan makanan lainnya. Dalam merencanakan diet, disamping memperhatikan jumlah protein perlu diperhatikan pula mutunya.

Protein dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-iakatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, sumber energi. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiit ketat atau pada waktu latihan fisik intensif.

Secara tradisional, atlet diharuskan makan lebih banyak daging, telur, ikan, ayam, dan bahan makanan sumber protein lainnya, karena menurut teori, protein akan membentuk otot yang dibutuhkan atlet. Hasil penelitian mutakhir membuktikan bahwa bukan ekstra protein yang membentuk otot, melainkan latihan. Latihan yang intensif yang membentuk otot. Untuk membangun dan memperkuat otot, anda harus memasukkan latihan resistan seperti angkat besi di dalam program latihan.

Agar cukup energi yang dikonsumsi untuk latihan pembentukan otot, makanan harus mengandung 60% karbohidrat dan 15% protein dari total energi. Kedengarannya aneh, tetapi sesungguhnya seorang atlet binaragawan dan pelari marathon dapat mengkonsumsi makanan dari hidangan yang sama. Seorang binaragawan cenderung berotot lebih besar dari pelari, karena itu ia membutuhkan lebih banyak energi.

Makanan yang terbaik untuk atlet harus mensuplai cukup protein tetapi tidak berlebihan untuk keperluan perkembangan dan perbaikan jaringan otot yang aus, produksi hormon, dan mengganti sel-sel darah merah yang mati dengan yang baru. Seringkali atlet mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, sehingga mereka mendapatkan dobel dari kebutuhannya.

Kebutuhan protein bagi individu yang bukan atlet berkisar antara 0.8-1 g/ kg BB/ hari dengan perbandingan protein hewani terhadap nabati 1:1. Kebutuhan protein untuk seorang atlet yang masih aktif berlatih, sedikit meningkat, mencapai 1-1,2 g/ kg BB/ hari. Bagi atlet yang sedang meningkatkan power dengan memperbesar serabut otot (misalnya pada latihan anaerobik serta atlet yang masih dalam masa pertumbuhan), kebutuhan terhadap protein lebih meningkat lagi tetapi tidak lebih dari 2 g/ kg BB/ hari. Pemberian protein yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan protein kelebihan itu akan diubah menjadi lemak tubuh. Selain itu protein yang diberikan secara berlebihan menyebabkan kebutuhan akan air meningkat.

Menu yang banyak mengandung protein sering merupakan pilihan utama bagi para atlet. Mungkin hal ini disebabkan pengetahuan bahwa otot dibangun oleh protein sehingga timbul anggapan bahwa makan banyak protein akan merangsang pertumbuhan otot dan menambah kekuatan.

Sebetulnya suatu menu yang seimbang/ adekuat yang terdiri dari makanan biasa akan memberikan semua protein yang dibutuhkan atlet untuk performance yang maksimal. Dari penyelidikan Peteenhofer dan Volt ternyata bahwa pembakaran protein diwaktu latihan berat tidak lebih tinggi dari pada waktu istirahat, juga setelah cadangan glikogen habis, sedangkan bila latihan diteruskan tidak didapati eksresi nitrogen yang berarti.

Namun pemberian protein yang cukup tinggi dianjurkan terutama pada musim awal latihan, misalnya 1-2 bulan. Apalagi mengingat keadaan gizi atlet sering belum memuaskan pada waktu masuk pusat latihan. Dalam waktu permulaan ini memang banyak protein dibutuhkan selain untuk aktivitas enzim yang optimal juga untuk membangun otot. Apalagi bagi mereka dengan olahraga yang memerlukan pertumbuhan otot yang banyak. Diperlukan keseimbangan nitrogen yang selalu positif, sedangkan dengan pemberian protein 1 g/ kg BB/ hari pada waktu ,latihan, keseimbangan nitrogen positif sulit dipertahankan. Jadi dianjurkan pemberian protein 1,2-1,5 g/ kg BB/ hari pada permulaan masa latihan, tergantung dari sifat/ macam olahraganya. Untuk olahraga yang memerlukan banyak tenaga dianjurkan untuk lebih banyak lagi protein daripada untuk olahraga yang mementingkan kecepatan.

Dianjurkan memberikan protein dengan prosentase (%) yang menurun, bila pemberian kalori/ hari semakin meningkat, yaitu:

Jumlah kalori/ hari % Protein dari energi total

2500 15 %

3000-4000 14 %

4500-5000 13 %

5500-6500 12 %

7000-8000 11 %

Sumber lain menyebutkan bahwa kebutuhan protein tergantung pada macam atlet. Di bawah ini diilustrasikan anjuran konsumsi protein:

Macam Atlet Gram protein/kg BB

Atlet berlatih ringan 1,0

Atlet yang rutin berlatih 1,2

Atlet remaja (sedang tumbuh) 1,5

Atlet yang memerlukan otot 1,5

Pemberian protein terlalu rendah juga akan merugikan karena protrein tubuh akan dipecah dan tenaga akan dipakai untuk pemecahan protein tubuh itu. Protein tidak perlu berasal dari daging tetapi asalkan dari bahan makanan kaya protein, secepatnya tentu yang berasal dari hewani sebab proteinnya bernilai tinggi.

Tetapi sebaiknya jangan sampai melampaui 2g/ kg BB/ hari, sebab kebanyakan protein akan menyebabkan SDA yang tinggi, yang akan merugikan metabolisme energi untuk kerja luar. Pemberian protein yang terlalu banyak dalam waktu yang lama, akan merupakan beban bagi ginjal karena harus bekerja berlebihan untuk mengolah dan mengeluarkan hasil pemecahan protein itu. Hal ini mengakibatkan ekskresi air juga bertambah, perasaan hauspun bertambah.

Meskipun protein merupakan zat pembangun tubuh, bahkan menurut Guyton (19910:384) ¾ zat padat tubuh adalah protein, sebagai dasar pembentuk otot (actin, myosin, collagen dan keratin), sesesorang yang ingin membentuk atau membesarkan ototnya seperti binaragawan tidaklah memerlukan konsumsi protein yang berlebihan seperti yang ditawarkan oleh iklan-iklan sebab kelebihan protein justru merugikan. Pembentukan massa otot (hipertropi) dan kekuatannya ditentukan oleh latihan yang terprogram dengan baik dan ditunjang oleh makanan yang sehat berimbang.

Protein memang sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi terlalu banyak mengonsumsi protein juga akan menimbulkan masalah. Akibat-akibat yang muncul karena terlalu banyak mengonsumsi protein antara lain:

· Kelebihan protein akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak sehingga akan menjadi semakin gemuk.

· Memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada metabolisme asam amino (deaminasi).

· Produksi urin berlebihan dapat mengganggu penampilan.

· Mineral-mineral penting seperti potasium, kalium, magnesium akan terbuang melalui urin sehingga dapat menimbulkan dehidrasi.

· protein bukan energi yang siap pakai, proses metabolisme memerlukan waktu yang lama.

· Protein merupakan sumber energi yang kurang efisien karena SDA (spesific Dynamic Action) atau energi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme cukup besar yaitu 30-40% padahal SDA karbohidrat hanya 6-7% dan SDA lemak 4-14%.

Pemakaian suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot sehingga kekuatan otot akan bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh. Penggunaan ekstraprotein dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan sumber protein terutama protein hewani melebihi kebutuhan normal yang dianjurkan atau menggunakan jenis asam amino tertentu dalam bentuk tepung. Binaragawan adalah contoh olahragawan yang sering mengkonsumsi protein berlebih, misalnya dalam sehari harus menyantap berpuluh-puluh telur, beberapa kilogram daging dan suplemen protein.

Sebenarnya kebutuhan protein relatif sedikit sehingga apabila asupan makanan sehari-hari sudah mencukupi kebutuhan zat gizi termasuk protein maka suplemen protein (asam amino) tidak diperlukan. Dengan menu makanan tersebut, kebutuhan protein untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak sudah tercukupi.

Asupan protein yang berlebihan memberatkan kerja ginjal dan hati yang berpengaruh terhadap kinerja olahragawan. Untuk itu olahragawan tidak dianjurkan mengonsumsi protein yang berlebihan (high protein intake).

Kelebihan intake protein juga mempunyai efek terhadap status gizi. Sebagai contoh, asupan protein yang tinggi dapat berlawanan dengan metabolisme kalsium dan meningkatkan kebutuhan cairan. Peningkatan kebutuhan cairan bisa menyebabkan atlet beresiko tinggi mengalami dehidrasi.

Sumber: dietsehat.wordpress.com

Memilih Asuransi Kesehatan

KESEHATAN adalah hal yang paling penting dalam hidup ini. Karena itu, orang menempuh berbagai cara untuk menjaga dan merawat kesehatan. Bahkan orang mencari asuransi kesehatan untuk menunjang dan menjamin kesehatannya. Apalagi biaya perawatan dan pengobatan penyakit semakin melangit.

Dengan mengikuti program asuransi kesehatan berarti Anda telah mengalihkan risiko kepada pihak lain. Untuk risiko yang dialihkan itu, Anda mesti membayar premi yang besarnya bergantung pada risiko yang dialihkan dan manfaat yang inginkan diperoleh. Meskipun demikian, Anda tetap jeli memilih asuransi yang tepat supaya tidak dirugikan kelak. Berikut ini kami sajikan beberapa tips yang bisa Anda lihat sebelum mengambil keputusan untuk mengikuti asuransi kesehatan.

Bonadifitas dan Track Record

Belakangan ini tersebar cukup banyak asuransi kesehatan yang ditawarkan melalui penyelenggara kartu kredit (Issuer). Artinya, selain penawaran langsung dari perusahaan asuransi kesehatan, ada juga penawaran asuransi kesehatan melalui penyelenggara kartu kredit (Issuer). Kepada card holder ditawarkan benefit dari asuransi kesehatan dan preminya langsung dibebankan kepada pemegang kartu melalui kartu kreditnya.

Pada titik ini Anda mesti mencermati keuntungan apa yang diberikan perusahaan asuransi itu. Apakah perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan penerbit kartu kredit tersebut cukup bonafide dan telah memiliki pengalaman? Jangan sampai, ketika Anda sakit dan mengajukan klaim, prosesnya malah lebih sulit. Bahkan menyulitkan Anda. Jadi, untuk memilih perusahaan asuransi kesehatan, paling tidak ada dua hal yang mesti di perhatikan, yakni bonafiditas dan track record-nya dan keuntungan ditawarkan dibandingkan dengan premi yang dibebankan kepada Anda.

Tabungan dan Investasi

Layanan asuransi kesehatan sekarang amat bervariasi. Di samping menawarkan jaminan pembiayaan sewaktu sakit, ada yang mengkombinasikannya dengan layanan tertentu. Misalnya, premi yang dibayarkan sebagian akan diberlakukan sebagai tabungan atau investasi. Sudah tentu tawaran ini menarik. Tetapi biasanya premi asuransi yang ditawarkan juga akan lebih besar.

Di samping itu, sebenarnya mereka yang ikut program asuransi dalam usia muda akan mendapat beberapa kemudahan. Misalnya, tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan. Perlu diingat bahwa premi asuransi akan meningkat dengan meningkatnya usia nasabah. Jadi, daftarkan diri Anda pada asuransi kesehatan ketika masih muda.

Apple to apple

Lihat perbandingan antara manfaat yang didapatkan dengan premi yang harus Anda bayar. Caranya, bandingkan perusahaan asuransi yang satu dengan perusahaan asuransi yang lain (apple to apple). Bila terdapat deductible (biaya sendiri), hitung seberapa besar biaya deductible yang dikenakan. Bandingkan juga dengan penghematan atau pengurangan biaya preminya.

Asuransi Kesehatan dan Rumah Sakit

Selain itu, Anda juga mesti memperhatikan rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi kesehatan itu. Semakin banyak rumah sakit yang bekerja sama, semakin bonafide perusahaan asuransi tersebut. Percuma jika Anda memiliki asuransi kesehatan bila ternyata rumah sakit di dekat rumah Anda, misalnya, tidak memiliki kerja sama dengan asuransi kesehatan yang Anda miliki.

Cepat membayar klaim

Cobalah Anda bertanya kepada pihak pengelola rumah sakit atau dokter praktik yang ada di sekitar Anda, perusahaan asuransi mana yang membayar klaim asuransi paling cepat. Karena hal ini akan menentukan tingkat layanan rumah sakit kepada Anda.

Penggantian secara komplet

Ada asuransi kesehatan yang memberikan penggantian rawat inap saja. Tapi ada juga yang memberikan penggantian secara komplet, yaitu dengan rawat jalan dan obat. Nah, bila Anda sering sakit-sakitan dan pergi ke dokter, sebaiknya Anda mengambil asuransi kesehatan yang memberikan penggantian secara komplet. Tetapi bila Anda jarang sakit, untuk menekan premi, Anda sebaiknya cukup mengambil asuransi kesehatan yang memberikan penggantian rawat inap saja.

Mencairkan Klaim

Kemudian dalam mencairkan klaim adalah hal terpenting dalam bisnis asuransi. Untuk itu, Anda perlu melengkapi informasi dan data yang detail dari rumah sakit sebagai bukti perawatan.

Sistem Kartu

Ada dua sistem klaim dalam asuransi kesehatan. Bayar dulu lalu ditagih belakangan, atau sistem kartu di mana Anda tidak perlu membayar apa-apa. Sebetulnya tidak ada perbedaan yang mendasar dari kedua jenis sistem klaim dari asuransi kesehatan tersebut. Yang membedakan adalah pada asuransi kesehatan dengan sistem kartu, pilihan tempat Anda berobat atau dirawat biasanya terbatas pada mereka yang sudah bekerja sama dengan perusahaan asuransi Anda. Ini karena RS/apotek tersebut perlu mengenali kartu Anda terlebih dahulu sebelum Anda dilayani.

Berbeda dengan sistem bayar dimuka lalu ditagih belakangan, di mana Anda bisa berobat (hampir) di mana saja. Yang mana harus Anda ambil? Bila uang tunai tidak masalah untuk Anda, tidak apa-apa jika Anda mengambil asuransi kesehatan yang menggunakan sistem klaim belakangan. Tapi bila uang tunai Anda terbatas, akan lebih baik kalau Anda mengambil asuransi kesehatan dengan sistem kartu.

Kombinasi Layanan

Layanan asuransi kesehatan sekarang amat bervariasi. Di samping menawarkan jaminan pembiayaan pada waktu sakit, ada yang mengkombinasikannya dengan layanan tertentu. Misalnya, premi yang dibayarkan sebagian akan diberlakukan sebagai tabungan atau investasi. Tawaran ini memang menarik. Hanya saja, premi asuransi yang ditawarkan juga akan lebih besar. Tambahan lagi, mereka yang mengikuti program asuransi pada usia muda akan mendapat beberapa kemudahan, seperti, tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan.

Pertahankan Pola Hidup Sehat

Meskipun pada gilirannya Anda dan keluarga Anda sudah menjadi nasabah asuransi kesehatan, pola hidup sehat harus tetap dijalankan. Bukankah sehat lebih baik daripada sakit, meskipun memang biayanya ditanggung oleh perusahaan asuransi kesehatan? Jadi, jangan meninggalkan gaya hidup sehat meski telah menjadi nasabah asuransi kesehatan.

Sumber: okezone.com