20 Jul 2009

Minum Kopi Tunda Alzheimer

Konsumsi kopi setiap hari mungkin membantu menunda perkembangan penyakit Alzheimer atau memutarbalikkan kondisi tersebut, demikian hasil satu studi di dalam edisi Journal of Azheimer`s Disease, edisi online.

Minum kopi sebelumnya telah dikaitkan dengan resiko lebih kecil perkembangan Alzheimer, tapi itu adalah studi pertama yang menyatakan kafein dapat secara langsung menjadikan penyakit itu sendiri sebagai sasaran.

Beberapa peneliti dari University of South Florida mengkaji 55 tikus yang secara genetika telah direkayasa agar terserang gejala kegilaan yang serupa dengan gejala Alzheimer saat hewan tersebut berusia lanjut.

Alzheimer muncul ketika segumpal protein tidak normal yang lengket di otak yang disebut "beta-amyloid" bertumpuk hingga membentuk plak, sehingga merusak fungsi kofnitif.

Separoh hewan itu diberikan dosis kafein setiap hari di dalam air minumnya, sementara separoh lagi terus minum air biasa.

Pada akhir studi dua bulan tersebut, semua tikus yang minum kafein memperlihatkan hasil pemeriksaan yang jauh lebih baik dalam ingatan dan kemampuan berfikirnya dibandingkan dengan tikus yang diberi air biasa. Daya ingat hewan itu setajam tikus sehat yang lebih tua tanpa kegilaan.

Studi tersebut mendapati bahwa kafein memangkas sampai separuh darah yang berlebihan dan tingkat "beta amyloid" di otak pada tikus itu.

"Temuan baru tersebut memberi bukti bahwa kafein dapat menjadi `perawatan` yang aktif bagi penyakit Alzheimer, yang sudah menyerang, dan bukan hanya strategi perlindungan," kata pemimpin peneliti itu Gary Arendash, ilmuwan ahli syaraf di University of South Florida.

"Itu penting karena kafein adalah obat yang aman bagi kebanyakan orang, zat tersebut dengan mudah memasuki otak, dan kelihatannya secara langsung mempengaruhi proses penyakit itu," kata Arendash sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.

Para peneliti tersebut berharap kafein dapat menjadi perawatan yang aman dan tidak mahal bagi penyakit hilang ingatan dan ingin melakukan percobaan pada pasien manusia sesegera mungkin.

Satu studi pada 2002 mendapati bahwa orang yang mengkonsumsi kafein pada pertengahan usia mereka memiliki resiko 60 persen lebih kecil untuk terserang penyakit itu.

Sumber: antaranews.com

Marah yang Sehat

Setiap orang pasti pernah marah, karena marah adalah manusiawi. Marah terkadang menimbulkan situasi yang serba salah. Jika kita melampiaskan amarah, kita bisa terserang penyakit, begitu juga jika kita tahan amarah, penyakit lain juga akan mengancam. Banyak macam orang mengungkapkan kemarahannya, bisa dengan meledak-ledak, bisa juga hanya diam saja.

Mengapa orang marah mudah terkena penyakit? Di dalam darah orang marah terkandung banyak hormon adrenalin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi. Akibatnya adalah denyut jantung akan bertambah cepat dan tekanan darah meninggi, keadaan ini yang mengakibatkan penyakit mudah datang.

Menurut Mark Gorkin, seorang konsultan pencegahan stres dan kekerasan untuk US Postal Service, layanan pos di Amerika Serikat, membagi marah dalam empat macam yaitu, Purposeful (marah yang disengaja), Spontan (marah yg dilakukan secara tiba-tiba), Konstruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain) dan Destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah). Namun problem yang sebenarnya bukan pada amarahnya, tetapi terletak pada bagaimana kita mengolah amarah tersebut.

Sebuah penelian yang dilakukan Institute For Mental Health Initiaves mengungkapkan bahwa marah bisa berarti sehat, bahkan lebih sehat daripada memendam perasaan jengkel. Syaratnya adalah, pengelolaan secara sehat. Ada empat langkah nyata untuk mengelola amarah:

1. Mengidentifikasi kesalahan sikap dan pendirian yang mempengaruhi kita untuk marah secara berlebihan. Begitu kesalahan ini diperbaiki, kita bakal lebih mudah mengendalikan marah.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor dari masa kecil kita yang menghambat kemampuan kita mengekspresikan amarah. Faktor-faktor ini termasuk ketakutan, penolakan dan ketidaktahuan.
3. Mempelajari cara tepat untuk mengekspresikan kemarahan sehingga kita tetap dapat menguasai situasi yang menimbulkan kemarahan itu, bahkan secara lebih efektif.
4. Menutup luka-luka yang mungkin tertinggal oleh pengaruh emosional dari kemarahan yang menghancurkan.

Disamping empat cara untuk mengelola amarah di atas, ada empat hal yang tidak boleh dilakuan untuk merespon perasaan marah, yaitu:

1. Pengelakan: Mengingkari bahwa kita marah. Mengingkari marah akan menambah stres dan akan menggiring ke arah penyakit yang berhubungan dengan stres.
2. Pemendaman: Memendam marah meskipun kita tahu bahwa kita sedang marah. Ini bukan mengurung amarah, tetapi menunda ekspresinya.
3. Pengalihan: Menumpahkan kemarahan pada sesurtu yang tidak berhubungan dengan sasaran amarah kita.
4. Pengekspresian tak langsung: Marah karena alasan tertentu, tetapi menumpahkan kemarahan pada sesuatu yang lain.

Marah adalah manusiawi, Meskipun berbahaya bagi kesehatan kita, tetapi sebenarnya marah masih bisa dikelola. Dan jika kita bisa mengelola amarah itu dengan benar, maka marah tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Sumber: kapanlagi.com

Depresi

Depresi merupakan keadaan seseorang di mana ida menjadi begitu rendah dalam waktu lama dan merasa sedih berkepanjangan. Ia juga menjadi lebih mudah tersinggung, dan kosong.

Seseorang yang mengalami depresi merasa energinya sangat berkurang sehingga tidak mampu melakukan aktibitas apapun, malas, melihat dengan cara pandang yang negatif, melihat tidak ada lagi yang berharga, dan seolah-olah tiada akhir. Hati-hati karena depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:

1. Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
2. Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial
3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

Kunci dari gejala depresi adalah munculnya pikiran depresif yang mengisi kepala dengan sega lamacam ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan. Langkah utama mencegah depresi adalah dengan mengenali dan menyadari hadirnya pikiran depresif. berikut ini adalah pikiran-pikiran depresif yang seringkali muncul tanpa kita sadari:

Saat Anda mulai berfikir hanya ada satu hal yang benar dan yang lainnya salah. Oleh karena itulah Anda merasa harus waspada. Contohnya saja, jika Anda tidak dapat memenuhi 90% target Anda dalam pekerjaan, itu berarti Anda gagal. Contoh lainnya, jika Anda berpapasan dengan teman Anda dan ia tidak menyapa Anda, itu berarti ia bosan dengan Anda. Pikiran yang seperti itu adalah perfeksionisme. Saat Anda berfikir Anda harus selalu menjadi yang terbaik. Bila tidak, maka sama dengan kegagalan. Sadari, Anda tidak mungkin menjadi yang terbaik sepanjang hidup Anda.

Sedikit sekali keadaan yang dapat dilihat sebagai hitam atau putih. Kebanyakan berada di tengah-tengah. Akan lebih realistis jika Anda memandangnya sebagai abu-abu, bukan hitam dan putih semata. Dengan demikian, yang perlu Anda lakukan adalah bekerja dan berusaha dengan lebih keras daripada yang sebelumnya untuk dapat memenuhi target Anda. Atau, mungkin saja teman Anda sedang memikirkan sesuatu dan tidak terlalu berkonsentrasi pada lingkungan sekelilingnya.

Jangan menerapkan target yang terlalu tinggi untuk diri sendiri. be realistic.

Anda menganggap semua menjadi buruk akibat satu hal buruk, sehingga menyebabkan Anda menyerah terlebih dahulu sebelum berusaha. Perlu disadari bahwa sepotong informasi tidak cukup untuk memperkirakan yang akan terjadi. Berusahalah untuk mencari informasi tambahan sebelum menilai sesuatu sebagai sesuatu yang buruk. Cari tahu kesalahan Anda saat ini, lalu gunakan sebagai bahan pembelajaran di masa depan.

Saat merasa gagal, Anda seringkali melampiaskannya pada diri sendiri. Anda mulai menganggap diri Anda pecundang, dengan kasar pada diri sendiri (mengejek, dan memanggil diri sendiri dengan sebutan yang tidak baik). Jika hal ini pernah / sedang terjadi pada Anda, artinya Anda telah menempelkan label jelek pada diri sendiri. Dan itu berarti Anda sedang bertindak tidak adil terhadap diri sendiri. Semua hal yang Anda lakukan hanya akan membuat diri bertambah terpuruk.

Berhentilah menjelek-jelekan diri sendiri. Berikan penghargaan terhadap diri Anda. Untuk di lain kesempatan, berusahalah lebih keras.

Anda melebih-lebihkan resiko sesuatu yang akan Anda hadapi dan terus menerus menyakinkan diri bahwa hal buruklah yang akan terjadi. Dengan demikian Andamemiliki pikiran exaggerating sehingga berdampak pada perilaku, seperti: malas dan menarik diri, takut berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Terkadang jikalau Anda berfikir hal-hal buruk akan terjadi, maka hal buruk tersebut benar-benar terjadi. Hilangkanlah pikiran tersebut. Belajarlah untuk selalu berfikir positif.

Anda membayangkan teman atau seseorang yang Anda kenal menolak atau mengkritik Anda. Padahal Anda tidak memiliki alasan untuk berfikir seperti itu. Anda seolah-olah dapat membaca pikiran orang lain, bahkan saat seseorang tersebut tidak mengatakan apa-apa.

Lebih baik jika Anda menghabiskan waktu beberapa saat untuk mengenal lawan bicara, bukan berprasangka.

Sumber: info-sehat.com