28 Mei 2009

Serat Lindungi Jantung Anda

Berbagai penelitian membuktikan, mengurangi kadar kolesterol jahat (Low Densy Lipoprotein / LDL dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner. Dan salah satu cara untuk mengurangi kolesterol dalam darah adalah dengan mengonsumsi makanan berserat.

Serat dalam makanan dikatakan melindungi jantung karena mampu mengikat lemak dan membuangnya melalui feses. Salah satu jenis serat yang bagus dikonsumsi ada dalam oat yang mengandung serat betaglukan.

Demikian dikatakan dr. Pauline Endang Praptini, MSGK, pakar gizi dari Rumah Sakit Fatmawati, di Jakarta (23/5 ).

Kata Pauline, di dalam lambung serat berubah menjadi jeli dan mampu mengikat lemak, selanjutnya serat tersebut juga akan mengikat hasil buangan dari empedu dan membuangnya melalui feses.

"Dalam keadaan normal, kantung empedu yang kosong harus diisi kembali. Lalu lever akan menarik kolesterol dalam darah, untuk membentuk empedu baru. Dengan demikian kadar kolesterol dalam tubuh dapat dikurangi, " papar Pauline.

Pauline menuturkan, untuk mendapat hasil yang maksimal setiap hari seseorang harus mengonsumsi sebanyak 70 gram oat. Jumlahnya harus tepat, karena jika berlebih, hasilnya tidak akan maksimal.

"Setelah 30 hari mengonsumsi oat dengan takaran 70 gram setiap harinya, rata-rata terjadi akan penurunan kolesterol sebanyak 15 persen," kata Pauline. Dalam 100 gram oat terkandung 370 kalori, 11 gr protein dan beberapa gizi lainnya.

Agar upaya menurunkan kolesterol makin optimal, penting juga melakukan olahraga. "Jangan lupa olahraga minimal 3 kali dalam seminggu," tandasnya.

Oat dikenal pula sebagai haver (Avena sativa L.), merupakan serealia yang cukup penting di daerah beriklim subtropis dan sedang.

Bulir yang dihasilkannya (disebut haver pula) dimanfaatkan sebagai makanan serta pakan (terutama kuda). Di Indonesia produknya dikenal dari sejenis bubur yang diintroduksi penjajah Belanda, yang dikenal sebagai havermut.

Haver merupakan bentuk domestikasi dari jenis setengah liar Avena fatua yang telah dibudidayakan pada zaman perundagian awal (zaman besi) dan merupakan sumber pangan pokok masa itu di Asia Barat dan Eropa.

Sumber: Kompas.com