26 Agu 2011

Gempur Kanker dengan Listrik Statis

Kanker hingga kini menjadi pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia. Berbagai upaya medis ditempuh untuk menaklukkannya, salah satunya dengan listrik statis berdaya rendah. Dalam uji coba, teknik ini bisa menyembuhkan tiga kasus kanker stadium lanjut.

Kanker atau tumor terbentuk akibat mutasi gen yang tak terkendali sehingga menjadi sel yang tidak diperlukan tubuh. Pertumbuhan kanker dapat berlangsung beberapa bulan hingga tahunan.

Selama ini, kanker sangat sulit dibasmi karena mekanisme kerja molekulernya yang rumit sehingga mampu menyebar atau bermetastatis ke bagian tubuh lain.

Berbeda dari sel normal, sel kanker dapat terus tumbuh atau bereplikasi. Sel kanker juga mampu menginvasi jaringan di sekitarnya dan membentuk anak sebar.

Karena sifatnya itu, beberapa obat antikanker dikembangkan, antara lain berdasarkan aktivitas molekuler dari sel kanker itu.

Selain itu, pada terapi banyak dilakukan pengangkatan jaringan kanker dikombinasi dengan kemoterapi. Namun, cara ini sering kali menimbulkan efek samping negatif, antara lain matinya sel normal pada tubuh dan meningkatnya keganasan sel itu.

Tahun lalu, pakar tomografi, Warsito Purwo Taruno, menemukan cara baru menaklukkan kanker, yaitu dengan medan listrik statis yang disebut electrical capacitance volume tomography (ECVT).

Di bidang medis, aplikasi teknologi tomografi yang dikenalkan tahun 1972 masih sebatas untuk pencitraan organ tiga dimensi. Namun, teknik ini mencapai pengembangan yang signifikan di tangan Warsito, doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang.

Dalam kurun waktu 10 tahun sejak 1988, tomografi dapat dikembangkan dari yang semula dua dimensi statis menjadi dinamis. Lalu, dalam program postdoktoral di Ohio University selama lima tahun hingga 2003, Warsito berhasil menciptakan tomografi tiga dimensi yang statis dan dinamis.

Kembali ke Tanah Air, mulai tahun 2010, Warsito, yang kini staf ahli khusus Menristek, menerapkannya untuk terapi kanker. Menurut dia, ECVT dapat membunuh sel kanker melalui pancaran listrik statis yang terpancar secara terus-menerus. Gelombang listrik ini dapat mengganggu proses pembelahan sel kanker hingga menghancurkannya.

Hal ini telah dibuktikan melalui penelitiannya di laboratorium Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Percobaan pada sel kanker menunjukkan, ECVT dapat mematikan 30 persen sel kanker dalam waktu tiga hari.

Uji terbatas

Tahap selanjutnya, Warsito merancang prototipe untuk terapi kanker payudara. Alat terapi kanker payudara terdiri dari satu set pakaian menyerupai baju senam atau kutang dan satu panel kontrol elektronik yang terhubung ke elektroda.

Dalam pakaian berbahan khusus ini dipasang dua kutub elektroda yang ditempatkan di antara lokasi tumor atau kanker yang menjadi target. Elektroda tersebut dialiri listrik oleh panel kontrol elektronik berupa kotak kecil yang berisi baterai.

Dalam kondisi aktif, elektroda positif di satu sisi akan memancarkan gelombang listrik magnet yang kemudian ditangkap elektroda negatif di sisi lainnya. Pancaran gelombang listrik ini membentuk medan listrik di antara dua katoda. Karena berada di antara dua kutub elektroda itu, kanker akan terpengaruh oleh medan listrik itu.

Apa yang terjadi jika tumor dipengaruhi gelombang listrik statis itu? "Gelombang listrik ini akan memengaruhi pembelahan kromosom sel. Akibatnya, sel tumor itu tidak membelah, malah hancur," ujarnya.

Sejak Mei 2010

Terapi kanker dengan sistem listrik statis mulai dikembangkan pada Mei 2010. Alat ini telah diterapkan pada Juni 2010 untuk terapi kanker payudara stadiun empat yang telah bermetastasis atau menyebar ke kelenjar limpa.

Pasien bersangkutan bahkan telah divonis hanya dapat bertahan selama dua tahun. Untuk menangani kanker, pasien harus menjalani kemoterapi sembilan kali dalam setahun. Terapi ini sangat memberatkan karena sekali perawatan menelan biaya hingga Rp 28 juta. Namun, dengan terapi listrik statis ini, dalam waktu sebulan hasilnya telah negatif.

Alat ini juga telah menyembuhkan pasien kanker nesofarink stadium tiga setelah menjalani perawatan selama tiga bulan. Untuk itu, dirancang penutup kepala dan wajah. Pasien kanker rahim stadium 2-3 juga dapat disembuhkan. Untuk pasien ini dibuat pakaian berelektroda berupa celana dalam.

Dengan menggunakan pakaian yang dilengkapi elektroda pemancar gelombang listrik itu, terapi listrik statis bisa terfokus. Listriknya menggunakan arus tak langsung dan berdaya rendah, hanya 9 volt, dan dengan frekuensi antara 50 kilohertz dan 5 megahertz.

Teknik ini memiliki kelebihan lain, yaitu kecepatan pemindaiannya hanya memakan waktu seperseratus detik.

Terapi dengan alat ini berlangsung selama 24 jam nonstop selama sebulan hingga tiga bulan. Adapun untuk pencegahan, pemakaiannya delapan jam sehari.

Uji klinis

Keberhasilan Warsito dan timnya di Edwar Technology menyembuhkan tiga kasus kanker itu mendapat sambutan dari India, yang menawarkan kerja sama dalam melakukan uji klinis di Negeri Gajah itu.

Untuk uji coba itu disediakan 1.000 relawan. Langkah ini akan mengarah pada perolehan sertifikat dari Food and Drug Agency (FDA). "Jika sertifikat ini dapat diperoleh, akan terbuka aplikasi sistem terapi kanker ini di seluruh dunia," ujarnya. Jika berhasil, tahun depan India memesan 100.000 unit.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, menurut Warsito, harus dilakukan diagnosis kondisi tumor atau kanker, antara lain lokasi dan ukurannya. Dari hasil diagnosis itu baru didesain alat, posisi elektroda, dan komputasi optimal medan listrik yang akan dibangkitkan untuk mematikan kanker. Untuk itu, Warsito dan timnya tengah mengembangkan sistem diagnosis kanker dengan sistem yang sama berbasis tomografi.

sumber: kompas

24 Agu 2011

Menabung Tidur Sebelum Mudik

Setiap tahun, menjelang hari raya Idul Fitri, ada sebuah tradisi menyenangkan yang biasa dikenal dengan sebutan mudik. Berbondong-bondong kaum urban pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dan berbagi suka dengan sanak keluarga.

Segala upaya dilakukan, dari menumpang pesawat terbang, kapal laut, kereta api, atau bus hingga mengendara mobil atau motor. Bahkan, bajaj pun tak ketinggalan meramaikan jalur-jalur mudik. Lalu lintas darat, laut, dan udara meningkat drastis. Berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, kecelakaan lalu lintas pun semakin kerap terjadi. Kebahagiaan hari raya jadi ternoda akibat luka dan sakit karena kecelakaan di perjalanan. Bahkan, tak jarang nyawa melayang sia-sia.

Persiapan mudik

Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari kelengkapan kendaraan, peta, bekal makan-minum, dan tak ketinggalan berbagai bentuk stimulan, seperti kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan stamina di perjalanan. Akan tetapi, sering kali kita lupa untuk memperhatikan kesehatan tidur. Padahal, tidur merupakan persiapan terpenting sebelum berkendara jauh. Persiapkan tidur jauh hari sebelumnya! Tahukah Anda, berkendara dalam kondisi kurang tidur sama bahayanya dengan berkendara sambil mabuk?

Jika kita perhatikan berita di berbagai media, kantuk adalah penyebab kecelakaan lalu lintas nomor satu. Bayangkan jika para pengendara bus harus bolak-balik melayani trayek-trayek antarprovinsi tanpa henti. Mereka harus berjaga sepanjang malam dan hanya punya waktu beberapa jam pada siang hari untuk tidur. Pengendara kendaraan pribadi pun tak lepas dari bahaya kantuk.

Manusia adalah makhluk cahaya, yang artinya harus beraktivitas pada siang hari dan beristirahat pada malam hari. Kita tidak diciptakan untuk berjaga sepanjang malam. Namun, berkat kemajuan teknologi, semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan hingga jauh menembus malam, salah satunya adalah berkendara. Semua ini diatur oleh jam biologis yang menentukan kapan saat beraktivitas dan kapan harus beristirahat. Ketika kita beraktivitas saat seharusnya beristirahat, jam biologis secara otomatis akan mendatangkan kantuk. Untuk lebih mudah memahami tanda-tanda kantuk mulai membahayakan, mari kita bayangkan sebuah perjalanan mudik yang menyenangkan bersama keluarga.

Perjalanan penuh bahaya

Dalam perjalanan, setelah beberapa waktu anggota keluarga yang lain sudah tertidur satu persatu, beban utang tidur selama berpuasa mulai menyerang. Sendirian terjaga, kantuk pun mulai datang. Ketika kantuk menyerang, segala fungsi yang kita perlukan untuk berkendara akan menurun drastis, termasuk fungsi paling penting, kemampuan refleks menghadapi kemungkinan kecelakaan! Kita mulai menguap untuk menarik lebih banyak oksigen ke otak. Mata pun mulai terasa pedih dan berair. Ini adalah tanda awal kantuk yang paling mudah dikenali.

Saatnya untuk beristirahat? Nanti dulu, perjalanan masih jauh. Jika berhenti, bisa terlambat. Kita pun menenggak kopi atau minuman berenergi untuk mempertahankan kesadaran. Untuk sementara kesegaran kembali menopang mata. Namun, tahukah Anda, dalam kondisi seperti ini, kewaspadaan dan kemampuan refleks tidak ikut disegarkan! Jawaban yang lebih tepat adalah beristirahat sejenak, lalu melanjutkan perjalanan setelah minum sedikit kopi atau minuman berenergi.

Setelah beberapa waktu, tangan kita berulang kali mengusap-usap mata yang mulai terasa penat. Tanpa sadar, kepala juga mulai terantuk-antuk. Tawaran rekan seperjalanan untuk menggantikan ditolak setelah menenggak lebih banyak kopi. Bahaya semakin mengintai karena tanpa sadar kita sudah masuk dalam periode tidur mikro yang ditandai antukan kepala. Untunglah ajakan rekan untuk bergantian telah membangunkan kita. Dosis kafein dalam darah yang ditingkatkan, sekali lagi, dipercaya sebagai penopang kesadaran.

Setelah beberapa waktu, tiba-tiba kita tersadar telah mendekati tujuan tanpa ingat perjalanan yang telah kita lalui selama 10-15 menit terakhir. Seolah sadar dari lamunan, kita meneruskan perjalanan dengan tenang. Apa yang terjadi? Sebenarnya, saat berkendara dengan kantuk, ada sebuah mekanisme otomatis yang membimbing kita melalui perjalanan jika tertidur. Jadi, kita telah tertidur dengan mata terbuka! Selama 10-15 menit itu, kesadaran kita tertidur dan tubuh bergerak secara otomatis. Sekali lagi, Yang Maha Kuasa menyelamatkan kita dari maut. Pada saat-saat seperti itu kita masih dapat berkendara tanpa sadar, tetapi kemampuan untuk bereaksi terhadap kemungkinan kecelakaan adalah nol!

Lebaran dan perjalanan pulang

Setelah tiba di tujuan, kegembiraan dan kebahagiaan berjumpa dengan keluarga benar-benar menghilangkan lelah dan kantuk. Semua episode penuh bahaya yang baru saja dilalui sama sekali jauh dari benak kita. Kita pun terlarut dalam kesibukan baru menyiapkan perayaan hari kemenangan.

Kampung halaman penuh dengan hari-hari bahagia yang sibuk dan ramai. Tak jarang kita bercengkerama hingga larut malam untuk memuaskan rasa kangen. Pada siang hari, kita berkeliling untuk bersilaturahim dengan para kerabat. Tanpa disadari, kita menumpuk utang tidur tanpa sempat membayarnya.

Setelah beberapa hari, kita bersiap-siap untuk kembali ke Ibu Kota. Waktu perjalanan dipilih siang hari karena tubuh masih terasa lelah. Pagi hari, sedikit kantuk masih terasa, tetapi masih dapat diatasi, lalu kita berangkat pulang. Dengan kelelahan hari raya dan utang tidur yang menumpuk, sebenarnya kita mengulangi perjalanan penuh bahaya seperti waktu berangkat. Walaupun perjalanan kita lalui pada siang hari, kantuk tetap menyerang dengan intensitas yang sama. Oleh sebab itu, istirahat yang cukup sebelum perjalanan pulang juga sama pentingnya.

Ada hal penting yang benar-benar harus dicamkan. Kecelakaan disebabkan kantuk masih sering terjadi walaupun peringatan untuk beristirahat sudah dicanangkan di spanduk-spanduk besar di sepanjang jalur mudik. Kenapa? Kecelakaan kerap terjadi karena pengendara tidak tahu kapan harus beristirahat.

Pengendara sering kali menganggap dirinya masih terjaga penuh dan tidak tahu bahwa kantuk sudah membahayakan diri dan penumpang yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu, ingat-ingat dan kenalilah tanda-tanda kantuk yang dapat membahayakan.

Kenali juga gangguan-gangguan tidur yang menyebabkan kantuk berlebih, bukan saja insomnia. Rasa kantuk yang datang tidak pada waktunya justru lebih berbahaya. Tanyakan kepada keluarga tentang tidur Anda. Bagaimana kondisi tidur? Apakah gelisah? Apakah kaki suka bergerak-gerak? Apakah mendengkur? Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, berkonsultasilah dengan dokter Anda atau klinik gangguan tidur terdekat.

Akhir kata, dengan pengetahuan akan bahaya kantuk terhadap keselamatan berkendara, saya harap kita semua dapat lebih memperhatikan kesehatan tidur. Tabung tidur dari sekarang sehingga perjalanan mudik menjadi lebih aman dan membahagiakan bagi Anda serta seluruh keluarga.

Tanda-tanda kantuk mulai membahayakan:

- Kehilangan konsentrasi, sering mengerjapkan mata, atau mata terasa berat

- Pikiran menerawang

- Sulit mengingat apa-apa yang telah dilewati atau melewatkan beberapa rambu atau lampu lalu lintas

- Berulang kali menguap dan mengusap-usap mata

- Sulit menjaga kepala dalam posisi tegak

- Melenceng dari jalur dan melanggar marka-marka jalan

- Merasa lelah dan mudah terpancing emosi



Apakah Anda berisiko? Sebelum berkendara, periksa apakah Anda:

- Kurang tidur atau lelah (tidur kurang dari enam jam akan meningkatkan risiko hingga tiga kali lipat)

- Menderita insomnia, kualitas tidur yang buruk (OSA), atau menanggung banyak utang tidur

- Berkendara jarak jauh tanpa jeda istirahat yang cukup

- Berkendara pada jam-jam biasanya tidur

- Mengonsumsi obat-obatan yang membuat kantuk (antihistamin, antidepresan, atau obat flu)

- Bekerja lebih dari 60 jam seminggu (meningkatkan risiko hingga 40 persen)

- Mengerjakan dua pekerjaan sekaligus dan pekerjaan utamanya adalah pekerjaan dengan shift malam

- Minum minuman beralkohol (walaupun hanya sedikit)

- Berkendara sendirian atau melewati jalan yang panjang, sepi, dan membosankan

Sebelum berkendara, seorang pengemudi sebaiknya tidur yang cukup, pada orang dewasa 7,5-8,5 jam, sedangkan pada remaja atau dewasa muda 8,5-9,25 jam.

Untuk perjalanan jauh, usahakan jangan berkendara sendirian. Teman seperjalanan dapat membantu melihat tanda-tanda kantuk dan dapat menggantikan untuk sementara waktu. Penumpang juga sebaiknya tidak tidur dan terus mengobrol dengan pengemudi.

Hindari alkohol dan obat-obatan yang menyebabkan kantuk.

Berkonsultasilah kepada dokter atau klinik gangguan tidur jika mengalami kantuk berkepanjangan, sulit tidur pada malam hari dan atau tidur mendengkur. Di Eropa, pendengkur tak boleh berkendara hingga diobati.

sumber : kompas

Waspadai Tanda-tanda Kanker

Kanker memang momok bagi siapa pun. Penyakit ini kadang muncul kapan saja dan bisa menyerang siapa saja tanpa memberikan gejala atau tanda-tanda apa pun.

Di antara sekian banyak jenis kanker, memang ada yang tidak memberikan gejala di awal perkembangannya. Tanda-tanda bisanya baru tampak setelah kanker berkembang pesat. Padahal, dengan mewaspadai dan menemukan gejala kanker sejak dini, tentu pengobatan akan relatif menjadi lebih mudah.

Bila sudah terlambat, kanker dapat menyebar ke berbagai organ tubuh dan menyulitkan proses penyembuhan. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengenali beberapa gejala kanker berikut ini. Gejala kanker sangatlah beragam dan bisa berbeda-beda pada setiap kondisi dan setiap pasien. Setidaknya ada 15 gejala kanker yang perlu Anda waspadai :

1. Perubahan pada payudara

Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan dan perubahan warna kulit menjadi kemerahan patut diwaspadai sebagai indikasi kanker. Rasa gatal, kulit mengelupas, atau ruam di payudara selama berminggu-minggu juga perlu diwaspadai. Perubahan lain pada kulit payudara seperti bengkak, kulit tertarik ke dalam atau mengkerut juga harus dicurigai sebagai gejala.

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang meski hal ini jarang terjadi. Setiap ada benjolan di payudara sebaiknya perlu diwaspadai, terutama jika keluar cairan dari puting.

2. Rasa nyeri yang tidak biasa

Seiring bertambah usia, makin sering Anda rasakan sakit dan nyeri. Rasa nyeri yang terus-menerus dan tidak biasa bisa merupakan tanda kanker. Apalagi nyeri ini bukan disebabkan luka atau sakit yang pernah dirasa sebelumnya.

3. Perubahan pada testis

Kanker testis/buah pelir sering muncul pada pria usia 20 – 39. Setiap perubahan ukuran pada testis, baik membesar maupun mengecil, harus tetap diwaspadai. Begitupula jika terjadi pembengkakan maupun perasaan berat di skrotum. Kadang kanker testis bisa berkembang sangat cepat, sehingga akan lebih baik jika Anda mengetahuinya sedini mungkin.

4. Perubahan pada kelenjar getah bening

Jika Anda menyadari ada benjolan atau pembengkakan di ketiak maupun leher atau di mana saja, waspadalah! Apalagi jika benjolan itu membesar dari hari ke hari dan berlangsung lama bahkan hingga lebih dari satu bulan.

5. Demam

Selain menandai beragam penyakit seperti radang paru, tenggorokan dan infeksi, demam juga bisa menandai adanya kanker. The American Cancer Society menyatakan demam adalah salah satu gejala yang terjadi pada kanker darah stadium awal, khususnya leukaemia atau limfoma. Seringkali, demam muncul ketika kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya.

6. Berat badan turun dratis tiba-tiba

Penurunan berat badan yang tiba-tiba (lebih dari 10 persen berat badan) dan di luar dugaan tanpa upaya tersendiri dalam waktu singkat perlu diwaspadai. Biasanya penurunan bobot secara drastis ini berkaitan dengan kanker kolon atau kanker organ pencernaan lainnya.

7. Gangguan nyeri perut dan depresi

Setiap pria yang mengalami gangguan nyeri perut disertai depresi perlu diperiksa lebih lanjut, karena para ahli menemukan adanya hubungan antara depresi dengan kanker pankreas.

8. Lelah berlebihan

Seperti halnya demam, lelah berlebihan yang tidak membaik dengan istirahat juga bisa menjadi salah satu gejala kanker. Biasanya kondisi ini timbul setelah kanker berkembang meski bisa terjadi juga pada fase dini seperti pada leukemia atau kanker usus besar.

9. Batuk tak kunjung sembuh

Batuk selalu dikaitkan dengan flu dan alergi. Akan tetapi batuk terus menerus dalam periode lama, sekitar tiga atau empat minggu harus diperhatikan karena bisa merupakan gejala kanker atau pertanda adanya masalah lain seperti radang paru – paru kronis.

10. Sulit menelan

Jangan pernah menyepelekan kondisi ini. Kesulitan menelan makanan atau selalu merasa ada yang tersangkut di kerongkongan bisa saja menandai adanya kanker pada saluran pencernaan, seperti kanker esofagus.

11. Perubahan pada kulit


Anda harus memperhatikan bukan hanya pada perubahan di tahi lalat, tetapi perhatikan juga pigmentasi kulit. Perdarahan di kulit atau kulit yang mengelupas hebat dalam waktu beberapa minggu dan tidak hilang bisa merupakan salah satu pertanda kanker kulit.

12. Terjadi perdarahan di tempat yang tidak seharusnya

Kapanpun Anda melihat adanya darah dari bagian tubuh yang tidak seharusnya seperti batuk atau muntah darah, perdarahan di feses dan urin, saatnya menemui dokter dan mengetahui penyebabnya sesegera mungkin karena bisa saja kanker penyebabnya.

13. Perubahan di mulut

Jika Anda merokok atau mengunyah tembakau, waspadalah bila ada bercak putih di dalam mulut, atau titik putih yang tidak hilang di lidah, karena ini merupakan tanda leukoplakia (area tempat kanker berada sebelum muncul), yang bisa saja menjadi kanker mulut jika terus menerus iritasi.

14. Problem saat berkemih

Bertambahnya usia seorang pria, maka problem saat berkemih menjadi makin sering dialami. Bisa terjadi perasaan tidak lampias saat berkemih, ketidakmampuan menahan kencing, bahkan frekuensi kencing yang semakin sering. Tapi waspadalah jika keadaan ini tidak membaik dan bertambah parah, karena bisa merupakan pertanda kanker meski pembesaran prostat di usia lanjut juga bisa menyebabkannya.

15. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan yang terus menerus dan berulang-ulang bisa saja merupakan indikasi adanya kanker pada esofagus, tenggorokan atau perut. Khususnya pada wanita, rasa kembung yang tak biasa disertai perut membesar sehingga sering merasa kenyang dan tak bisa makan patut diwaspadai sebagai gejala kanker ovarium.

Berikan sedikit waktu Anda untuk mengamati dan menyayangi diri sendiri. Bukankah lebih baik jika problem kesehatan Anda teratasi sedini mungkin? Semoga petunjuk ini bisa membuat Anda lebih waspada dalam mengenali gejala- gejala kanker sebelum terlambat.

sumber: kompas

Waspadai, Makanan Ini Mengandung Gula yang Banyak

Konsumsi gula yang terlalu berlebihan bisa berdampak buruk bagi tubuh seperti memicu diabetes. Tapi beberapa makanan diketahui memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan harus diwaspadai.

Konsumsi gula yang berlebihan bisa membuat seseorang jadi kecanduan. Jika hal ini terjadi akan menyebabkan beberapa kondisi medis akibat kelebihan gula seperti mengalami obesitas, kerusakan gigi, perubahan suasana hati serta penurunan sistem kekebalan tubuh.

Berikut ini beberapa makanan yang diketahui mengandung gula tinggi, seperti dikutip dari iVillage, Rabu (24/8/2011) yaitu:

1. Buah cranberry kering
Buah yang dikeringkan bisa membuat seseorang lebih mudah menyimpannya dan tetap mengandung antioksidan tinggi. Tapi sayangnya sulit mnemukan buah cranberry yang tidak diberi tambahan gula, karena itu kandungannya lebih tinggi.

2. Buah potongan
Buah potongan yang dijual seringkali dipikir lebih sehat, tapi banyak buah potongan yang sudah ditambah gula padahal buah itu sendiri sudah mengandung fruktosa. Untuk amannya belilah buah yang masih utuh dan belum dipotong-potong.

3. Yogurt dengan madu
Yogurt memang bagus karena mengandung protein dan probiotik yang bisa menyehatkan usus. Tapi jika yogurt ditambah madu, maka kandungan gulanya akan meningkat. Lebih baik memilih yogurt yang diberi tambahan buah.

4. Sup tomat kalengan
Orang sering menambahkan sedikit gula saat membuat sup tomat, padahal dalam setengah cangkir sup tomat kalengan sudah mengandung sekitar 12 gram gula karenanya tak perlu menambahkan gula lagi.

5. Teh hijau dingin
Jika membuat teh hijau tanpa gula mungkin kandungannya sedikit, tapi sebagian besar orang menambahkan gula dalam teh hijaunya sehingga kandungannya menjadi lebih tinggi.

6. Popcorn
Popcorn ternyata tidak hanya mengandung garam yang tinggi tapi juga gula, dalam satu cup popcorn mengandung 16 gram gula.

7. Jus jeruk
Jus buah memang kaya akan serat, vitamin serta antioksidan, tapi jus jeruk diketahui mengandung gula lebih tinggi dibanding dengan jus wortel terlebih jika ditambah gula saat membuatnya.

sumber : detikhealth

23 Agu 2011

Radiasi Ponsel Merusak Sel Sperma

Suara dering telepon di saku celana Anda bisa menjadi alarm bahaya bagi sel sperma. Demikian menurut hasil studi yang menemukan bahaya radiasi ponsel pada kualitas sperma.

Beberapa riset telah menunjukkan pria pengguna ponsel memiliki jumlah sperma lebih sedikit, lebih lambat bergerak dan rusak, dibandingkan dengan pria yang tidak memakai ponsel. Namun sebenarnya yang menjadi masalah adalah tempat penyimpanan ponselnya.

Sekitar dua bulan lalu para peneliti dari Afrika Selatan menemukan pria yang membawa ponselnya di pinggul atau di kantong celana bagian depan memiliki sperma yang lebih lambat dalam berenang dan juga lebih sedikit konsentrasinya. Keduanya sangat berpengaruh pada kesuburan seorang pria.
Studi teranyar mengenai efek radiasi dilakukan peneliti dari Turki dengan subyek sel sperma manusia di dalam cawan patri yang diberi paparan radiasi ponsel selama satu jam. Paparan tersebut menyebabkan sperma menjadi abnormal, sehingga kesulitan mencapai sel telur.

"Seharusnya hasil riset ini diwaspadai oleh pria yang masih berada di usia reproduksi dan terbiasa menaruh ponselnya di saku celana," kata Joel Moskowitz, Ph.D, direktur Universitas California, Berkeley Center for Familiy and Community Health.

Penelitian lain yang dilakukan pada tikus percobaan juga memberi hasil mengkhawatirkan. Para peneliti meletakkan tikus-tikus dalam kandang khusus dengan ponsel ditaruh 2 inci dari dasar kandang.

Setelah berdekatan dengan ponsel 6 jam setiap hari selama 18 minggu, para peneliti menemukan penurunan prosentasi sperma hidup 25 persen, dari sebelumnya 70 persen. Selain itu sel sperma tikus-tikus itu juga saling menempel sehingga tidak bisa membuahi sel telur.
Moskowitz mengatakan hasil penelitian ini belum mencapai kesimpulan karena mekanisme radiasi pada perubahan sel sperma belum diketahui.

Salah satu teori menyebutkan ponsel akan memanas ketika digunakan sehingga akan meningkatkan suhu di sekitar organ genital pria ketika disimpan dalam saku celana.
Hipotesis lain menyatakan hal itu berkaitan dengan frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan ponsel. Baik sel tubuh atau ponsel memancarkan frekuensi elektromagnetik dan radiasi frekuensi yang tinggi akan diserap tubuh hingga ke jaringan sehingga meningkatkan gerakan molekuler di dalam sel tubuh.

sumber : kompas

22 Agu 2011

Pengaruh Air pada 7 Bagian Tubuh

Air adalah komponen utama dalam tubuh manusia, bahkan sekitar 55 persen berat tubuh kita adalah air. Tanpa air makhluk hidup tidak mungkin tumbuh dan berkembang karena air sangat vital untuk reaksi kimia tubuh.

Air harus dikonsumsi setiap hari karena tubuh tidak bisa membuatnya. Untuk mengetahui peran air dalam tubuh kita, simak apa saja pengaruh air pada 7 bagian tubuh berikut ini:

1. Otak

Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan membuat daya ingat lebih tajam, mood stabil dan motivasi lebih baik. Jika kecukupan air dalam tubuh baik, kemampuan kita dalam memecahkan masalah juga akan meningkat. Para ilmuwan menyebutkan kekurangan air akan menyebabkan aliran oksigen ke area otak berkurang sehingga sel-sel saraf menyusut sementara. Tak heran jika orang yang kehausan biasanya sulit berkonsentrasi.

2. Mulut

Air akan menjaga tenggorokan dan bibir lebih basah dan menjaga mulut kekeringan. Kondisi mulut yang kering bisa memicu bau mulut dan rasa yang tidak enak, bahkan gigi berlubang.

3. Jantung

Dehidrasi akan menyebabkan penurunan volume darah sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa darah agar sel-sel tidak kekurangan oksigen. Akibatnya aktivitas fisik ringan seperti naik tangga atau berlari akan terasa lebih melelahkan.

4. Sirkulasi darah

Tubuh mengeluarkan panas dengan cara melebarkan pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit sehingga aliran darah lebih cepat dan panas lebih banyak yang dikeluarkan. Bila kita kekurangan cairan, dibutuhkan temperatur lingkungan yang lebih tinggi agar pembuluh darah melebar sehingga kita akan tetap kepanasan.

5. Otot

Bila kecukupan cairan terpenuhi, air di dalam dan luar sel yang berfungsi mengkontraksi otot menyediakan nutrisi yang cukup dan proses pembuangan berlangsung efisien sehingga performa tubuh akan baik. Air juga penting untuk melumaskan sendi. Namun kram otot tidak berkaitan dengan dehidrasi melainkan karena kelelahan otot.

6. Kulit

Jika seseorang menderita dehidrasi berat, kulit menjadi kurang elastis. Kondisi ini berbeda dengan kulit kering, yang biasanya disebabkan karena zat kimia dalam sabun, air panas atau terpapar udara kering. Sayangnya, minum cukup air tidak akan mencegah keriput.

7. Ginjal

Ginjal membutuhkan cairan untuk menyaring "sampah" dari peredaran darah dan membuangnya melalui urin. Kecukupan cairan juga akan membantu mencegah infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Dehidrasi berat akan menyebabkan ginjal berhenti berfungsi, sehingga toksin atau racun menumpuk di tubuh.

sumber: kompas

16 Agu 2011

Olahraga 15 Menit Perpanjang Usia 3 Tahun

Satu lagi ditemukan manfaat dari olah raga bagi kesehatan. Sebuah riset di Taiwan baru-baru ini mengklaim, dengan berolahraga selama 15 menit dalam setiap hari ternyata dapat memperpanjang hidup Anda 3 (tiga) tahun menjadi lebih lama.

Menurut peneliti, selama ini kebanyakan orang berpatokan pada pedoman yang mengatakan olahraga harus dilakukan 30 menit dalam sehari dan lima hari dalam seminggu. Padahal, dengan menerapkan dosis latihan yang lebih rendah, akan lebih memotivasi seseorang untuk mau berolahraga.

Chi Pang Wen, pemimpin studi dari Lembaga Penelitian Kesehatan Nasional Taiwan mengatakan, mendedikasikan 15 menit sehari secara rutin untuk berolahraga seperti jalan cepat akan memberikan keuntungan bagi siapa pun.

"Ini untuk pria, wanita, perokok muda dan tua, orang sehat dan tidak sehat. Nasihat ini dapat diberikan oleh dokter kepada pasien tanpa harus melihat apakah dia wanita atau pria," katanya.

Wen dan rekan-rekan, yang menerbitkan temuannya dalam Medical Journal The Lancet, melibatkan 416.000 relawan yang diamati selama 13 tahun. Selama studi, catatan kesehatan dan laporan tingkat aktivitas fisik para relawan dianalisis.

Setelah memperhitungkan perbedaan dalam hal usia, berat badan, jenis kelamin dan berbagai indikator kesehatan yang berhubungan, peneliti menemukan bahwa dengan hanya 15 menit latihan sehari dapat meningkatkan harapan hidup seseorang tiga tahun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif berlolahraga.

Olahraga rutin setiap hari juga terkait dengan risiko kejadian lebih rendah terkena kanker, dan mengurangi risiko kematian terkait kanker. "Cepat atau lambat, Anda akan mati. Tapi dibandingkan dengan kelompok aktif (berolahraga), kelompok yang jarang berolahraga punya risiko kematian akibat kanker 10 persen lebih tinggi," kata Wen.

Wen mengatakan, temuannya konsisten dengan penelitian serupa di masa lalu yang melibatkan relawan dari Kaukasia. Namun, ia mengklaim timnya sebagai penemu pertama yang dapat menunjukkan adanya hubungan manfaat berolahraga dengan waktu yang minim sekalipun.

"Tidak ada penelitian lain yang dapat menyimpulkan. Kita adalah orang pertama yang mengatakan bahwa olahraga selama 15 menit sudah cukup bermanfaat," katanya.

"Kami berharap penelitian ini akan membuatnya orang yang malas berolahraga menjadi lebih tertarik untuk berolahraga. Mereka dapat mengalokasikan 15 menit sehari, bukan 30 menit, yang tentu lebih sulit," pungkasnya.

sumber: kompas

12 Agu 2011

Bahaya Kebanyakan Duduk bagi Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan, gaya hidup kurang aktif atau sedentari dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit kronis meskipun Anda telah meluangkan waktu untuk berolahraga.

"Jika orang-orang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk, meski telah berolahraga secara rutin, mereka tetap berisiko tinggi terkena penyakit kronis. Jika mereka mau menambah gerakan dalam rutinitasnya sepanjang hari, mereka akan merasa lebih baik dan terhindar dari masalah kesehatan," ujar John Thyfault, asisten profesor nutrisi dan fisiologi dari Universitas Missouri.

Dalam penelitian terbaru, Thyfault dan timnya menemukan bahwa mereka yang gaya hidupnya berubah dari level aktivitas tinggi (lebih dari 10.000 langkah setiap hari) menjadi tidak aktif (kurang dari 5.000 langkah per hari) berisiko lebih tinggi mengidap diabetes tipe 2.

Menurut Thyfault, aktivitas yang menuntut seseorang jarang duduk seperti tak terlihat pengaruhnya terhadap seseorang. Tetapi, dalam jangka panjang hal itu dapat mencegah kenaikan berat badan.

Dalam sebuah artikel terbaru yang dipublikasikan Journal of Applied Physiology, para peneliti berpendapat, gaya hidup kurang aktif merupakan penyebab utama penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas, juga penyakit perlemakan hati. Berolahraga secara teratur pun mungkin belum cukup bagi mereka yang banyak duduk untuk menekan risiko penyakit ini.

Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk dapat memicu risiko kematian.

"Setiap orang harus mencoba mengambil paling tidak 10.000 langkah setiap hari. Tak perlu dilakukan sekaligus, tapi melakukan 500 hingga 1.000 langkah setiap beberapa jam sudah terbilang bagus," ujar Scott Rector, asisten profesor nutrisi dan olahraga fisiologi dari Universitas Missouri.

Perubahan kecil dapat meningkatkan jumlah langkah orang-orang dalam kegiatan rutin mereka. "Cobalah untuk menggunakan tangga dibanding dengan elevator, berjalan menuju meja teman kantor dibandingkan dengan memanggil mereka, atau meluangkan sedikit waktu untuk Anda sedikit berjalan-jalan sepanjang hari," tambahnya.

sumber: kompas

2 Agu 2011

Minim Gerak Sebabkan Kematian

foto: Chris Staniforth

Kebiasaan tak banyak bergerak dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan pembekuan darah, yang kemudian berujung kematian. Kejadian ini bisa dialami antara lain oleh orang yang terlalu lama duduk di depan komputer tanpa melakukan kegiatan lain.

Kasus kematian di depan komputer yang paling banyak terjadi adalah ketika seseorang bermain game dalam jangka waktu lama secara tanpa henti, seperti yang baru-baru ini terjadi pada Chris Stanifort. Remaja berusia 20 tahun tersebut diketahui meninggal setelah duduk di depan komputer selama 12 jam tanpa henti. Hasil otopsi menyebutkan Stanifort meninggal akibat pembekuan darah--dalam bahasa medis disebut "deep vein thrombosis (DVT)".

DVT adalah kondisi munculnya gumpalan darah di pembuluh, biasanya terjadi di urat nadi di kaki, tulang panggul, atau lengan. Penderita biasanya merasa kesakitan, bengkak, tubuhnya memerah dan panas. Kondisi akan makin serius jika gumpalan darah mengganggu aliran darah dan menyebabkan pemblokiran di paru-paru atau disebut "pulmonary embolism".

Stanifort bukan satu-satunya korban DVT akibat kebiasaan bermain game. Sebelumnya kematian di depan komputer pernah ditemui di warung-warung internet di China, tempat banyak remaja yang menghabiskan waktu sampai berhari-hari hanya untuk bermain. Pemerintah China bahkan sampai membuat pusat-pusat rehabilitasi kecanduan game sebagai upaya mengatasi situasi yang terjadi.

DVT menyerang nyaris tanpa tanda-tanda. Untuk menghindarinya, pengguna komputer sebaiknya menyelingi kegiatannya dengan melakukan gerakan fisik ringan seperti menggerakkan kaki, tangan, atau berjalan kaki sewaktu-waktu.

sumber: national geographic indonesia

1 Agu 2011

Multitasking Bisa Berakibat Buruk Bagi Otak

Kebanyakan orang berpikir gadget tercanggih bisa membuatnya lebih gesit, fokus dan efisien. Tapi banyak peneliti percaya bahwa otak manusia tidak bisa benar-benar melakukan dua atau lebih tugas secara bersamaan.

Peneliti mengungkapkan bahwa otak tidak berjalan baik ketika seseorang mengerjakan tugas-tugas ganda yang kompleks, seperti mengemudi sambil berbicara di ponsel.

"Salah satu kegiatan harus mengalah. Entah percakapan telepon seluler atau mengemudi Anda yang akan terganggu," ujar David E. Meyer, PhD, direktur Otak, Kognisi, dan Laboratorium Aksi di Universitas Michigan, di Ann Arbor, seperti dikutip dari Health.com Senin (1/8/2011).

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan satu dekade lalu, Meyer dan koleganya menemukan bahwa orang menjadi kurang efisien ketika melakukan multitasking. Hal ini disebabkan butuh lebih banyak waktu untuk menyelesaikan satu tugas, terutama jika tugasnya kompleks.

Bagaimana multitasking mempengaruhi memori dan perhatian?

"Bentuk paling sederhana dari multitasking bisa menyebabkan gangguan pengolahan informasi atau kerja memori," kata Adam Gazzaley, MD, seorang profesor neurologi, fisiologi, dan psikiatri di University of California, San Francisco.

Peneliti dari Stanford University melakukan studi yang meminta siswa untuk mengambil kuesioner online tentang penggunaan media. Dari kelompok tersebut, para peneliti mengidentifikasi berat dan ringannya "multitasker media" kemudian membandingkan kerja partisipan terhadap tiga tes kognitif.

Studi ini menemukan bahwa multitasker media yang berat mengalami lebih banyak kesulitan dalam menyaring informasi yang tidak relevan dari lingkungan. Dengan kata lain, partisipan ini lebih rentan terhadap gangguan daripada teman-temannya. Serta ia menjadi kurang mampu untuk fokus dan memiliki kesulitan dalam beralih tugas.

Multitasking umumnya bisa menimbulkan masalah pada usia berapa pun, tapi kondisi ini akan lebih mungkin mengganggu memori pada orang yang sudah tua.

Dalam dua penelitian terbaru, Dr Gazzaley dan rekan memberikan tes untuk kelompok dewasa muda dan tua. Partisipan diberikan gambar dan diminta untuk mengingatnya 15 detik kemudian setelah diinterupsi dengan tugas kognitif yang lain.

"Kami menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua tidak bisa mengingat kembali dengan mudah. Itulah sebabnya interupsi yang diberikan memiliki dampak lebih besar pada memori kerja mereka untuk mengolah informasi dalam jangka waktu yang singkat," kata Dr Gazzaley.

Apakah remaja melakukan multitasking lebih baik?

Dr. Jay Giedd, MD, kepala unit pencitraan otak di National Institute of Mental Health's Child Psychiatry Branch telah melakukan lebih dari 7.000 kali MRI terhadap 3.000 lebih anak selama dua dekade terakhir untuk lebih memahami perkembangan otak pada anak-anak dan remaja.

"Sejauh ini, anak-anak dalam penelitian kami yang melakukan banyak multitasking mendapatkan nilai cukup bagus, mereka kreatif dan energik. Tapi disisi lain mereka mungkin lebih tertekan," ujar Dr Giedd.

Dr. Giedd mencatat bahwa anak-anak tersebut sering kurang tidur sehingga memicu terjadinya stres. Anak-anak ini sering tergoda untuk tetap bangun dan melakukan lebih banyak hal. Karena itu pada dasarnya multitasking tidaklah efisien.

"Dengan rantai penalaran yang cukup solid, dapat disimpulkan bahwa multitasking yang intens bisa dilakukan secara teratur saat Anda benar-benar peduli tentang pekerjaan, tapi bisa gagal karena keterbatasan pengolahan informasi yang akhirnya mengarah pada kondisi stres kronis," ungkap Meyer

sumber: detikhealth