17 Okt 2011

Terus Membujang Beresiko Kanker

Pria yang masih betah melajang sampai lanjut usia ternyata beresiko tinggi meninggal karena penyakit kanker. Demikian menurut hasil survei yang dilakukan di Norwegia.

Dalam survei itu para peneliti dari Universitas Oslo menganalisa angka harapan hidup pasien yang didiagnosa kanker antara tahun 1970 dan 2007 kemudian dibandingkan status pernikahan para pasien itu.

Hasilnya diketahui angka kematian pria yang menderita kanker dan belum pernah menikah hampir dua kali lipat, yakni 18-35 persen, sementara pada pria menikah angka kematiannya 17-22 persen.

Risiko kematian pada pria yang masih membujang itu lebih tinggi tanpa memperhitungkan usia, letak tumor, waktu sejak didiagnosa dan stadium kanker.

"Perbedaan angka harapan hidup pada dua kelompok pasien kanker itu mungkin dipengaruhi oleh kesehatan secara umum pada saat didiagnosis atau jenis terapi kanker yang diterima pasien," kata Astri Syse dari Cancer Registry, Norwegia.

Para peneliti yakin perbedaan antara pria menikah dan yang lajang mungkin lebih tinggi lagi jika dimasukkan status pasangan "kumpul kebo".

"Salah satu masalah dengan jenis studi yang ada sekarang adalah orang yang hidup serumah tanpa menikah itu dimasukkan dalam kategori lajang, bercerai atau janda dan dua. Akibatnya mereka dianggap memiliki manfaat kesehatan seperti orang yang menikah," kata salah satu peneliti.

sumber: kompas

12 Okt 2011

Orang Indonesia Tak Perlu Repot-repot Putihkan Kulit

Sebagian besar orang Indonesia kadang ingin sekali kulitnya terlihat putih, sehingga berbagai cara dilakukan. Padahal tak perlu repot-repot memutihkan kulit, karena kulit orang Indonesia lebih mampu menangkal ultraviolet.

"Orang Indonesia pengennya diputihin, padahal pigmentasi dari kulit berwarna ini gunanya untuk menangkal sinar ultraviolet," ujar Dr Nadia Yusaryahya, SpKK dalam acara media workshop Brand's Bird's Nest untuk bantu jaga kelembaban kulit dari dalam di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (11/10/2011).

Dr Nadia menuturkan dengan adanya pigmentasi tersebut dan mampu menangkal sinar ultraviolet maka bisa mencegah terjadinya macam-macam penyakit seperti kanker kulit.

Selain itu kulit berwarna dari masyarakat yang tinggal di negara tropis lebih lambat mengalami kerutan dibandingkan dengan orang kulit putih atau ras kaukasian, karenanya seringkali dibilang lebih awet muda.

Salah satu yang membuat kulit menjadi berwarna kecokelatan adalah adanya kandungan melanin dalam kulit. Melanin ini memiliki fungsi melindungi lapisan epidermis dan juga dermis dari bahaya radiasi ultraviolet.

Meski mampu menangkal sinar ultraviolet, seseorang tetap memerlukan tambahan saat beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah kerusakan di kulit, salah satunya dengan menggunakan krim yang mengandung SPF.

"Minimal menggunakan tabir surya yang mengandung SPF 15 untuk orang-orang seperti kita yang beraktivitas sehari-hari seperti keluar masuk ruangan, tapi jika pekerjaannya memang di luar ruangan maka gunakan yang SPF nya lebih dari 15," ujar Dr Nadia.

Sedangkan masalah kulit yang paling sering dialami oleh perempuan Indonesia adalah timbulnya flek dan bercak-bercak di wajah, tapi jarang dialami oleh kaum laki-laki.

Dr Nadia menjelaskan hal ini karena diketahui kulit laki-laki 20 persen lebih tebal dibanding kulit perempuan serta mengandung kolagen yang lebih banyak sehingga lebih keras. Kondisi-kondisi ini yang membuat kulit cowok lebih tahan banting dibanding dengan kulit perempuan.

"Sementara itu kekurangannya adalah kulit laki-laki lebih berminyak sehingga masalah kulit yang paling sering dialami oleh laki-laki adalah mudah berjerawat," ujar dokter dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin divisi Geriatri FKUI.

sumber: detikhealth

10 Okt 2011

Cegah Flu dengan Selalu Mengantongi Pulpen

Virus flu sangat mudah menular, terutama saat cuaca tidak menentu karena daya tahan tubuh cenderung melemah. Banyak cara untuk mencegah penularan flu, salah satunya dengan memastikan selalu ada pulpen di kantong ataupun di dalam tas.

Sepintas terdengar tidak masuk akal dan agak sulit membayangkan bahwa sebatang pulpen akan dapat mengurangi risiko penularan flu. Benda seremeh pulpen yang harganya tak seberapa itu biasanya tersedia di mana-mana, lalu untuk apa repot-repot membawa sendiri?

Namun coba bayangkan jika tidak membawa pulpen, maka segala aktivitas tulis menulis harus dilakukan dengan pulpen umum. Menulis pesanan menu makan di restoran, tanda tangan struk penggunaan kartu kredit, hingga mengisi daftar hadir di pesta pernikahan, semua memakai pulpen milik umum.

Dalam sehari, pulpen umum yang tersedia di restoran atau supermarket tentu sudah digunakan oleh puluhan atau mungkin malah ratusan orang. Jika ada beberapa saja yang flu kemudian bersin dan droplet atau bercak dahaknya menempel di pulpen, maka risiko penularan akan sangat besar.

Selalu membawa pulpen pribadi tentu tidak sulit untuk dilakukan, karena benda ini bisa dikantongi atau diselipkan dalam tas tenteng yang kecil sekalipun. Namun dari langkah yang sanat sederhana ini, risiko tertular flu bisa dicegah atau paling tidak akan berkurang.

"Di musim flu, pulpen sangat mungkin menjadi media penularan virus. Dengan membawa pulpen sendiri, risiko tertular akan berkurang sangat signifikan," ungkap Prof Neil Schachter, dokter spesialis paru dari Mount Sinai School of Medicine seperti dikutip dari Liverightlivewell, Minggu (9/10/2011).

Prof Schachter mengatakan, ia selalu menyarankan pasiennya untuk bawa pulpen sendiri karena terinspirasi ayahnya yang juga seorang dokter. Ketika masih berpraktik di era 1940-an, sang ayah tidak pernah mau memakai pulpen umum sehingga jarang terkena flu.

Selain menyarankan untuk bawa pulpen sendiri, Prof Schachter juga menyarankan untuk rajin-rajin mencuci tangan. Sesudah menyentuh benda-benda yang dipegang banyak orang, misalnya pegangan pintu dan tombol lift, sebaiknya tangan segera dicuci dengan sabun.

sumber: detikhealth

Makanan Perangsang Hormon Tidur

Rasa mengantuk yang membuat kita lebih mudah tertidur timbul karena adanya hormon melatonin. Selain itu hormon serotonin yang menenangkan juga akan membantu tubuh lebih rileks sehingga kantuk pun lebih mudah datang. Jika Anda termasuk orang yang sering mengisi malam dengan berbagai camilan, tak ada salahnya mengganti jenis snack Anda dengan bahan pangan yang akan mempercepat tidur. Berikut beberapa makanan yang direkomendasikan Pooja Vig, Ahli Nutrisi dari The Nutrition Clinic.

1. Buah Kiwi

Melatonin adalah hormon yang membantu Anda merasa rileks dan bisa cepat tidur dan Pooja mengatakan buah kiwi merupakan penguat melatonin alami. Mengonsumsi dua buah kiwi sebagai snack makan malam dipercaya bisa membuat tidur Anda lebih baik di malam hari.


2. Daging

Triptofan merupakan asam amino yang membantu otak untuk memproduksi serotonin. Serotonin adalah bahan kimia yang dapat menenangkan dan membantu Anda tetap rileks. Sumber baik serotonin dapat ditemukan dalam makanan berprotein tinggi seperti ayam, ikan telur, dan kacang. Sumber tertinggi triptofan ada pada kalkun. Inilah yang menjelaskan mengapa setelah seseorang makan daging selalu merasa mengantuk.


3. Susu

Jika Anda selalu merasa gelisah dan sulit untuk memejamkan mata minumlah segelas susu hangat pada malam hari. Hal ini akan membantu tubuh lebih santai dan tidur pun akan semakin nyenyak. Susu banyak mengandung hormon triptofan yang dapat menimbulkan rasa kantuk dan membantu tidur lebih nyenyak.

sumber : kompas

5 Okt 2011

Diciptakan, Pil Pencegah Rambut Beruban

Selain kepala yang mulai membotak dan rambut menipis, rambut yang mulai beruban menjadi salah satu ciri penuaan. Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha mengecat warna rambutnya demi menutupi uban.

Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena para peneliti di L'Oreal, perusahaan kosmetik terkemua dari Perancis, mengklaim mereka berhasil menemukan cara untuk menjaga agar rambut tetap berada dalam warna alaminya sepanjang usia.

"Ramuan" yang selama satu dekade terakhir ini didalami para ahli itu mengandung ekstrak buah yang menyerupai zat kimia yang disebut protein tryrosine 2 atau TRP-2. Seperti diketahui, rambut berada dalam puncak performanya sejak seseorang lahir hingga berusia 25 tahun. Di atas usia 30 tahun, biasanya TRP-2 mulai berkurang.

Obat yang bisa menahan agar TRP-2 dalam tubuh tetap sehingga kondisi rambut indah seperti di usia muda diciptakan dalam bentuk pil yang bisa dikonsumsi setiap hari. Mereka juga mengklaim bahwa obat ini alami dan tidak berbahaya karena menggunakan ekstrak buah.

"Kelak orang akan mengonsumsi pil ini seperti suplemen. Mereka harus mulai mengonsumsinya sebelum rambut berubah memutih," kata Bruno Bernard, Kepala Biologi Rambut L'Oreal.

Ia menambahkan, pil tersebut baru akan beredar di pasaran pada 2015 karena dibutuhkan waktu 10 tahun untuk membuktikan obat itu bekerja, mengingat rambut juga memerlukan waktu lama sebelum akhirnya beruban.

sumber: kompas