30 Nov 2010

Cara Menghilangkan Kantung Mata

Kantung mata yang sering disebut sebagai mata panda memang menyebalkan. Mata berkantung, lingkaran hitam, kerutan halus di bawah mata, atau mata yang turun, merupakan tanda kulit sedang mengalami proses penuaan. Karena itu, tak heran bila seseorang bisa terlihat lebih tua dibanding usia sebenarnya gara-gara problem di sekitar mata tadi.

“Saya sangat terganggu setiap kali orang bertanya kenapa saya terlihat sangat lelah, padahal saya sudah tidur cukup. Karenanya saya memilih operasi plastik untuk mengoreksi kulit di sekitar mata,” kata Darrick E.Antell, MD, menceritakan pengalamannya saat ia berusia 32 tahun.

Anda tidak perlu melakukan operasi seperti Antell untuk mempercantik mata Anda. Menurut ketua dermatolog dan cosmetic surgery dari Sinai Medical Center, New York, AS, Ellen Marmur, MD, problem kulit di seputar mata sebenarnya berawal dari noda kecil yang tidak dirawat.

“Kantung mata di bawah kelopak yang semula tak begitu terlihat, tapi bila tak segera diatasi lama-lama akan makin jelas terlihat,” kata Marmur. Karena itu, di usia 20-an sebaiknya Anda mulai rajin mengoleskan eye cream di sekitar mata untuk menjaga kekenyalan kulit.

Kantung mata, menurut Marmur, merupakan bagian dari proses penuaan. “Secara alami ada lemak di bagian bawah mata yang diikat oleh ligamen. Nah, makin lama ligamen ini akan melemah sehingga lemak terdorong dan menumpuk di bawah mata, sehingga terlihat seperti kantung,” paparnya.

Selain faktor penuaan, masalah di sekitar mata juga bisa disebabkan karena faktor keturunan dan gaya hidup. “Sering begadang, terlalu banyak makanan yang asin, kurang minum, dan jarang berolahraga akan membuat kulit kehilangan elastisitas, termasuk di sekitar mata,” kata Marmur.

Resep alami

Selain kosmetik modern, sebenarnya banyak resep kecantikan alami untuk mengatasi problem kulit di mata. Yang paling popular adalah mengompres area mata dengan kantong teh celup yang dibekukan, irisan timun, atau es batu. “Untuk sementara, bahan-bahan itu memang bisa mengatasi bengkak di bawah mata,” kata Marmur.

Ahli dermatologi Audry Kunin, dalam bukunya The DERMAdoctor Skinstruction Manual, mengatakan teh hijau bisa jadi solusi untuk menyingkirkan kantung mata. Kandungan senyawa anti inflamasi, yang disebut EGCG, yang terdapat dalam teh hijau bisa mengurangi cairan yang menyebabkan mata terlihat sembab.

Sementara itu untuk hasil yang bertahan agak lama, Anda juga bisa mencoba suntik botox yang efektif mengurangi kerutan dan meningkatkan kekenyalan kulit.

sumber: doktersehat.com

Ditemukan, Obat untuk Kurangi Risiko HIV

Obat antiretroviral atau ARV yang biasa dipakai untuk menurunkan jumlah virus pada penderita HIV kini dikembangkan untuk mencegah penularan HIV, khususnya di kalangan pria gay dan biseksual.

Truvada, nama obat tersebut, merupakan kombinasi antara dua jenis ARV. Obat ini diproduksi oleh perusahaan farmasi California, Gilead Sciences. Dalam sebuah uji coba diketahui bahwa obat ini mampu mengurangi risiko penularan HIV hingga 44 persen.

Penelitian melibatkan sekitar 2.500 pria gay atau biseksual dari Peru, Ekuador, Brasil, Afrika Selatan, Thailand, dan Amerika Serikat. Mereka secara random diberikan pil Truvada dan sisanya mendapat pil placebo. Semua partisipan studi juga diberikan kondom dan konseling mengenai seks yang aman.

Setelah empat tahun penelitian, para peneliti menemukan bahwa obat itu cukup efektif mengurangi angka penularan pada kelompok yang mendapat pil Truvada hingga 44 persen. Mereka yang mengonsumsi pil secara rutin diperkirakan risiko infeksinya bisa dikurangi hingga 73 persen.

Akan tetapi, muncul pertanyaan seputar hasil penelitian yang didanai oleh Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation ini. Sebagian pakar menilai, penurunan angka infeksi itu bisa disebabkan oleh penggunaan kondom pada kelompok yang mendapat pil. Para ahli juga menyatakan, harga pil yang cukup mahal, yakni 36 dollar AS (sekitar Rp 300.000) sehari, akan membuat pil ini tidak bisa dikonsumsi banyak orang.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dr Anthony Fauci dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan bahwa penelitian ini bersifat random dan obat ini bersifat sebagai pelengkap dalam upaya pencegahan HIV. "Kondom dan setia pada pasangan seksual merupakan cara pencegahan yang utama," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah menambahkan sistem pertahanan pada pencegahan infeksi HIV dan bukan menggantikan yang sudah ada sekarang. "Sangat penting untuk menambah upaya pencegahan, terutama pada kelompok paling berisiko," katanya.

sumber: kompas.com