27 Nov 2008

59 Orang Terkenal yang Meninggal sebelum Usia 59

Mati muda memang sangat tragis, namun paling tidak orang-orang berikut ini telah memberi kesan bagi dunia sebelum mereka meninggal.

Dan di bawah ini adalah 59 orang terkenal yang meninggal sebelum usia 40 tahun.

1. Jessica Dubroff (7): Pilot -- kecelakaan pesawat -- 1996

2. Heather O'Rourke (12): Aktor -- penyakit usus -- 1988

3. Anne Frank (15): Penulis Dutch-Jewish -- Typhus di kamp konsentrasi -- 1945

4. Ritchie Valens (17):Penyanyi rock 'n' roll -- kecelakaan pesawat -- 1959

5. Eddie Cochran (21):Musisi -- kecelakaan mobil -- 1960

6. Aaliyah (22):Penyanyi R&B -- kecelakaan pesawat -- 2001

7. Buddy Holly (22):Penyanyi rock 'n' roll -- kecelakaan pesawat -- 1959

8. Freddie Prinze (22):Komedian/aktor -- bunuh diri -- 1977

9. River Phoenix (23):Aktor -- overdosis drug -- 1993

10. Selena (23):Penyanyi Mexican-American -- Homicide -- 1995

11. James Dean (24):Aktor -- kecelakaan mobil -- 1955

12. Otis Redding (26):Penyanyi Soul -- kecelakaan pesawat -- 1967

13. Brian Jones (27):Gitaris rock (British) -- Drug -- 1969

14. Janis Joplin (27):Penyanyi rock/soul -- Overdosis Heroin -- 1970

15. Jim Morrison (27):Penyanyi Rock -- Serangan jantung, kemungkinan karena overdosis drug -- 1971

16. Jimi Hendrix (27):Gitaris/penyanyi rock -- Sesak nafas karena overdosis obat tidur -- 1970

17. Kurt Cobain (27):Gitaris/penyanyi rock -- Tertembak -- 1994

18. Reggie Lewis (27):Pemain Basketball -- serangan jantung -- 1993

19. Brandon Lee (28):Aktor -- kecelakaan saat syuting The Crow -- 1993

20. Shannon Hoon (28):Penyanyi Rock -- overdosis drug -- 1995

21. Hank Williams (29):Musisi Country -- serangan jantung, kemungkinan karena overdosis morfin dan alkohol -- 1953

22. Andy Gibb (30):Penyanyi -- gagal jantung kerena kokain -- 1988

23. Jim Croce (30):Penyanyi/penulis lagu -- kecelakaan pesawat -- 1973

24. Patsy Cline (30):Penyanyi country -- kecelakaan pesawat -- 1963

25. Sylvia Plath (30):Pengarang -- buuh diri -- 1963

26. Brian Epstein (32):Manager Beatles -- overdosis Drug -- 1967

27. Bruce Lee (32):Actor -- Kemungkinan karena reaksi alergi -- 1973

28. Cass Elliot (32):Penyanyi -- Serangan jantung akibat kegemukan -- 1974

29. Karen Carpenter (32):Penyanyi/musisi -- gagal jantung -- 1983

30. Keith Moon (32):Drummer Rock -- overdosis pengobatan -- 1978

31. Carole Lombard (33):Aktor -- kecelakaan pesawat -- 1942

32. Chris Farley (33):Komedian/aktor -- Overdosis kokain dan heroin -- 1997

33. Darryl Kile (33):Pitcher Major League Baseball -- Jantung koroner -- 2002

34. Jesus Christ (33):Pendiri Kekristenan -- penyaliban -- A.D. 30

35. John Belushi (33):Komedian/aktor -- Overdosis kokain dan heroin -- 1982

36. Sam Cooke (33):Musisi Soul -- Homicide -- 1964

37. Charlie Parker (34):Jazz saxophonist -- Pneumonia dan maag, karena penyalahgunaan drug -- 1955

38. Dana Plato (34):Aktor -- Overdosis drug -- 1999

39. Jayne Mansfield (34):Aktor -- Kecelakaan mobil -- 1967

40. Andy Kaufman (35):komedian/aktor -- kanker paru-paru -- 1984

41. Josh Gibson (35):Pemain Negro League baseball -- Stroke -- 1947

42. Stevie Ray Vaughan (35):Gitaris Blues -- kecelakaan helikopter -- 1990

43. Bob Marley (36):Musisi Reggae -- kanker paru-paru dan otak -- 1981

44. Diana, Princess of Wales (36):British royal -- kecelakaan mobil -- 1997

45. Marilyn Monroe (36):Aktor -- overdosis obat tidur -- 1962

46. Bobby Darin (37):Penyanyi/aktor -- komplikasi selama operasi jantung -- 1973

47. Lou Gehrig (37):Pemain Major League Baseball -- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) -- 1941

48. Michael Hutchence (37):Penyanyi Rock -- gantung diri -- 1997

49. Sal Mineo (37):Aktor -- Homicide -- 1976

50. Florence Griffith Joyner (38):Pelari -- kemungkinan sesak nafas karena kejang epilepsi -- 1998

51. George Gershwin (38):Komposer -- Tumor otak -- 1937

52. Harry Chapin (38):Penyanyi/penulis lagu -- kecelakaan mobil -- 1981

53. John F. Kennedy, Jr. (38):Jurnalis/publisher -- kecelakaan pesawat -- 1999

54. Roberto Clemente (38):Pemain Major League Baseball -- kecelakaan pesawat -- 1972

55. Sam Kinison (38):Komedian -- kecelakaan mobil -- 1992

56. Anna Nicole Smith (39):Model/aktor -- overdosis drug -- 2007

57. Dennis Wilson (39):Drummer Rock 'n' roll -- tenggelam karena mabuk -- 1983

58. Malcolm X (39):Pemimpin Militan HAM -- pembunuhan -- 1965

59. Martin Luther King, Jr. (39):Aktivis HAM/menteri -- pembunuhan -- 1968


Sumber: howstuffworks.com

Ayah Wariskan Kebotakan pada Anak


Para ilmuwan menyatakan, mereka pada akhirnya telah menemukan gen yang menyebabkan sejumlah pria mengalami kebotakan secara dini seperti ayah mereka.

Tim yang sama menemukan gen kebotakan tiga tahun lalu yang hanya dapat diturunkan pada wanita kepada putranya, yang memberikan penjelasan mengapa kebotakan pada sejumlah pria mirip dengan kakek mereka dari pihak ibu.

Kini para pakar genetika di dua universitas Jerman, Universitas Bonn dan Universitas Dusseldorf, telah membidik dengan tepat pada gen yang dapat diturunkan baik oleh ayah maupun ibu kepada putra mereka.

Dengan demikian jelas sudah mengapa sering dijumpai kemiripan antara ayah dan anak dalam masalah ketipisan rambut mereka. Sekelompok ilmuwan Inggris pada waktu yang hampir bersamaan menemukan gen tersebut. Kedua penemuan disiarkan bersama dalam edisi online Nature Genetics, Minggu.

Tim Bonn yang dipimpin Axel Hilmer mengkaji lebih dari 500.000 pembawa tanda genetik ketika mereka memburu sifat yang khas pada pria yang mengalami kebotakan pada umur setengah baya atau lebih dini lagi.

Begitu mereka menemukan bagaimana gen memengaruhi pertumbuhan rambut, penemuan tersebut akan memungkinkan dipertimbangkannya berbagai terapi untuk mencegah kebotakan. Tim Hilmer memperingatkan bahwa gen lainnya juga memiliki berpotensi terlibat dalam mendorong ebotakan, sehingga membuat masalah itu menjadi semakin rumit.

Sumber : Kompas.com

Memahami Angka-angka Kolesterol


BEGITU usia Anda melewati 20 tahun, dokter akan menganjurkan Anda merayakannya dengan pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah. Selanjutnya, Anda sebaiknya menjalani pemeriksaan yang sama sekurangnya sekali setiap lima tahun.

Salah satu bacaan yang akan dihasilkan oleh pemeriksaan ini adalah kadar kolesterol keseluruhan dalam darah (kolesterol total). Berikut ini cara memahami makna angka-angka tersebut (semua angka mengacu ke miligram per desiliter darah).

Kurang dari 200-ini yang dikehendaki
200 hingga 239-perlu diwaspadai
240 dan lebih tinggi-berbahaya

Namun, bahkan kalau angka kolesterol total Anda masih dalam batas aman, Anda masih perlu mengukurnya secara teratur, termasuk kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein), jenis kolesterol yang baik.

Kadang-kadang kadar HDL yang tinggi akan membantu menetralkan angka kolesterol total yang sudah "di perbatasan" (walaupun Anda mungkin masih disarankan untuk menurunkan kolesterol total serendah mungkin).

Apabila bacaan HDL Anda kurang dari 35, ini dianggap masuk kategori "rendah," maka Anda perlu berusaha menaikkannya kembali. (Pilihan terbaik bagi Anda dalam hal ini adalah menurunkan berat badan memperbanyak olahraga, berhenti merokok, dan mengurangi jatah gula yang Anda makan.)

Lalu bagaimana dengan kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yakni jenis yang buruk? Apabila uji-uji lain mengungkapkan bahwa Anda dalam bahaya, dokter Anda harus menggunakan data dari uji kolesterol Anda untuk menghitung kadar LDL juga. Angka ini sebaiknya di bawah 130.

Akhirnya, untuk membantu menafsirkan makna semua angka ini, dokter Anda mungkin menyebutkan rasio kolesterol Anda, yakni perbandingan antara kolesterol total dan angka HDL. Apabila rasio ini 35 : 1 atau lebih rendah, berarti Anda baik-baik saja.

Sumber: Kompas.com

10 Makanan Penurun Kolesterol


Banyak cara untuk menurunkan kadar kolesterol. Obat berbahan kimia terhitung efektif menurunkan kolesterol. Tapi tentu saja ada efek samping. Anda bisa mencoba menurunkan kadar kolesterol dengan cara alami.

Ada sejumlah makanan yang bisa menurunkan kadar Low-Density Lipoproptein (LDL) alias kolesterol jahat yang menyebabkan plak di pembuluh darah, dan meningkatkan High-Density Lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik yang bisa dimanfaatkan tubuh untuk mengolah vitamin yang larut di dalam lemak.

Untuk menurunkan kadar LDL, Anda harus mengurangi asupan lemak jenuh. Lemak jenuh biasanya ditemukan di produk hewani, misalnya daging, susu, krim, mentega, dan keju. Ada juga lemak jenuh yang berasal dari nabati misalnya santan, minyak kelapa, dan lemak nabati.

Namun banyak juga makanan yang mengandung lemak tidak jenuh sehingga sangat efektif menurunkan kadar kolesterol.

1. Kacang kedelai

Kacang kedelai dan turunannya, alias kedelai yang sudah diolah misalnya menjadi tahu, tempe, susu kedelai, dan tepung kedelai mengandung isoflavon, yaitu zat yang bisa menekan LDL.

Tapi ingat, meski nikmat tahu dan tempe bisa tidak efektif menurunkan kolesterol bila diolah dengan sembarangan. Misalnya, digoreng dengan minyak jelantah atau dicampur santan. Sebab, santan dan minyak goreng adalah sumber lemak jenuh.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan untuk mengonsumsi sedikitnya 25 gram protein kedelai per hari untuk menurunkan kadar kolesterol.

2. Kacang-kacangan

Kacang adalah sumber serat larut yang sangat tinggi. Mengonsumsi serat larut bisa mengurangi kolesterol. Mengonsumsi kacang seperti buncis, kacang merah, kacang panjang secara teratur selama enam minggu bisa mengurangi kadar kolesterol sebanyak 10%.

3. Ikan Salmon

Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk kesehatan jantung.

The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden, makerel, dan hering juga baik.

4. Alpukat

Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Sayangnya, alpukat tinggi kalori, sehingga harus dikombinasikan dengan sayur-sayuran yang bisa menekan kalori.

Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh per harinya.

5. Bawang Putih

Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan stamina.

Di masa modern, bawang putih dipakai untuk menurunkan kolesterol, mencegah pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi tubuh dari infeksi.

Hasil penemuan paling mutakhir, bawang putih bisa mencegah partikel kolesterol menempel di dinding pembuluh darah.

6. Bayam

Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar setengah mangkuk untuk hasil maksimal.

7. Margarin

Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar kolesterol. Misalnya margarin dari minyak biji bunga kanola

8. Mede, Almon, dan Kenari

Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung.

Kacang-kacangan itu juga mengandung vitamin E, magnesium, dan phytochemical yang terkait erat dengan kesehatan jantung. Sayangnya, seperti alpukat, kacang-kacang ini sangat tinggi protein. Jadi, jangan rakus makan kacang agar manfaatnya benar-benar maksimal.

9. Teh

Teh, mau diminum dingin atau panas, sama saja manfaatnya. Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar dari pembekuan darah.

Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah. Menikmati segelas teh setiap hari bisa memenuhi kebutuhan antioksidan.

10. Cokelat

Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat dikonsumsi.

Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan proses pengolahannya.

Sumber: inilah.com

24 Nov 2008

Baby Blues Tak Boleh Dipandang Enteng


Brooke Shields bukanlah satu-satunya wanita yang pernah mengalami gangguan emosi setelah melahirkan. Beberapa selebriti internasional seperti Sadie Frost, Elle McPherson, dan Kate Winslet mengaku mengalaminya. Begitu juga dengan presenter cantik Sophie Navita. Berabad sebelumnya, kondisi serupa juga dialami para ibu pada masa kehidupan Hippocrates, di abad ke 5 SM. Catatan medis yang ditulis bapak ilmu kedokteran ini menyebutkan secara detil tentang depresi ringan yang dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Depresi ringan inilah yang belakangan lebih popular dengan istilah baby blues syndrome.

Sayangnya walau sudah dicatat dalam jurnal medis Hippocrates, sindroma ini tak terlalu dianggap penting. Kalaupun banyak yang mengalaminya, sering hanya dianggap sebagai efek samping dari keletihan setelah melahirkan. Padahal data penelitian di berbagai belahan dunia secara tegas menunjukkan 2/3 atau sekitar 50-75% wanita mengalami baby blues syndrome. Besarnya angka ini menurut Dr. dr. Irawati Ismail Sp.Kj, MEpid, dari Bagian Psikiatri FKUI, menunjukkan bahwa baby blues syndrome adalah gangguan yang sering terjadi. “Sayangnya jarang dirujuk ke ahli kejiwaan,” katanya menekankan.

Khusus di Indonesia kurangnya perhatian terhadap masalah ini semakin diperparah oleh anggapan awam yang keliru. Tidak sedikit orang yang menganggap baby blues syndrom hanya dialami orang wanita-wanita di luar Indonesia. “Nenekmu punya anak banyak tapi tidak pernah mengalaminya. Mungkin kamu hanya manja saja!” Begitulah komentar yang sering kita dengar. Kemudahan menyewa jasa pengasuh anak serta masih kentalnya tradisi membantu kerabat yang baru melahirkan, semakin memperkuat keyakinan kalau wanita Indonesia ‘kebal’ terhadap baby blues syndrome. Padahal hasil penelitian yang dilakukan di Jakarta oleh dr. Irawati Sp.Kj menunjukkan 25% dari 580 ibu yang menjadi respodennya mengalami sindroma ini.

Hanya 2 minggu
Baby blues syndrom, adalah gangguan emosi ringan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu setelah ibu melahirkan. Ada pula yang menyebutnya dengan istilah lain seperti maternity blues atau post partum blues. Sesuai dengan istilahnya – blues – yang berarti keadaan tertekan, sindroma ini ditandai dengan gejala-gejala gangguan emosi seperti sering menangis atau mudah bersikap berang. Munculnya berbagai gejala ini menurut dr. Irawati Sp.Kj dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah ketidaksiapan ibu menghadapi kelahiran bayinya. Ada ibu yang tidak menyadari kalau kelahiran seorang bayi selalu disertai dengan peningkatan tanggung jawab. “Kesulitan menyusui misalnya, bisa membuat ibu jadi tertekan,” kata dr. Irawati Sp.Kj lagi.
Ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal cenderung 3.64 kali berpeluang lebih besar mengalami baby blues dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Faktor pencetus lain yang tidak kalah serius adalah sikap ibu dalam memandang dan menghadapi persalinan. Seringkali seorang ibu berharap bayi yang baru lahir akan tidur nyenyak di malam hari. Siapa sangka sang bayi justru ‘menjadi teroris di tengah malam’ dengan tangisannya yang tak kunjung usai.Baby blues juga sangat mungkin terjadi oleh para ibu yang pernah mengalami trauma melahirkan atau mengalami kejadian yang sangat menyedihkan selama mengandung. Brooke Shields, misalnya, kehilangan ayahnya saat sedang mengandung. Ibu yang mengalami depresi saat mengandung, atau pernah mengalami depresi sebelumnya lebih harus mendapatkan perhatian khusus karena memiliki peluang besar untuk mengalami baby blues.

Selain dipicu oleh faktor-faktor yang sifatnya kejiwaan, perubahan hormon di turut mempengaruhi kestabilan emosi. Selama hamil hormon (estrogen dan progresteron) akan mengalami peningkatan. Hormon-hormon ini akan menurun tajam dalam tempo 72 jam setelah melahirkan. “Bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau kondisi hormon yang sudah stabil selama 9 bulan mendadak berubah drastis,” kata dr. Arju Anita SpOG dari RSIA Hermina. Walau terdengar begitu mencemaskan, para orang tua baru sebenarnya tak perlu cemas dalam mengalami baby blues syndrome. Singkatnya kurun waktu dan sifatnya yang temporer membuat baby blues akan akan ‘sembuh’ dengan sendirinya tanpa perlu ditangani dengan terapi hormonal. Pertolongan yang paling tepat menurut dr. Arju Anita adalah terapi psikologis. Dukungan moral dari lingkungan sekitarnya juga berperan penting di dalam membantu ibu dalam mengatasi sindroma ini.

Depresi pasca persalinan
Kewaspadaan harus lebih ditingkatkan ketika gangguan emosi yang dialami tak kunjung hilang setelah 2 minggu. Kemungkinan terbesar, ibu mengalami depresi pasca persalinan atau post partum depression (PPD). Layaknya depresi-depresi lainnya, depresi paska persalinan harus ditangani secara serius secara psikis oleh psikiater atau psikolog. “Membiarkan ibu terbenam dalam depresi akan mengakibatkan dampak negatif. Tidak hanya untuk si ibu tetapi juga si bayi, karena PPD bisa terus berlanjut selama 2 tahun,” kata dr. Irawati.

Berbeda dengan ketika mengalami baby blues syndrome, para penderita PPD biasanya dilanda rasa putus asa yang sangat berat. Seringkali mereka merasa ingin bunuh diri atau mencelakai bayinya. Satu kejadian paling menghebohkan yang sempat mengguncang masyarakat di Amerika Serikat adalah kasus pembunuhan 2 anak oleh ibu kandungnya, Tonya Vasilev. Tonya membunuh anaknya karena menderita depresi berat. Sebelum kejadian ini ia memang sudah mengalami beberapa kali depresi yang menjadi semakin parah setiap kali habis bersalin.

Dalam kadar yang lebih ‘ringan’ sekalipun PPD akan menimbulkan dampak buruk kepada seluruh anggota keluarga. Bayangkan bagaimana jika istri menarik diri dan menolak berinteraksi dengan suaminya. Depresi bisa membuat ibu menolak menyusui dan mengurus bayinya. Kesehatan fisik dan psikis si bayi pastilah akan terganggu. Walau telah mendapatkan pertolongan yang menyeluruh dari ahli medis, penanganan post partum depression tidak akan sempurna tanpa dukungan dari keluarga. Para suami bisa memulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya menanyakan kabar istrinya, atau mencarikan orang yang dapat membantunya mengurus rumah dan bayi. Dukungan sosial yang positif terbukti dapat membantu ibu melepaskan diri dari jerat depresi pasca persalinan. Untuk urusan yang satu ini barangkali kita perlu belajar pada orang Jawa yang mengenal tradisi ‘memanjakan’ ibu yang baru melahirkan selama 40 hari setelah persalinan.

Sumber: id.shvoong.com

21 Nov 2008

Mengenal Baby Blues


Hampir sebagian besar ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. Sebuah kondisi depresi pascapersalinan, yang jika tidak ditangani, akan berdampak pada perkembangan anak. Lalu sebenarnya baby blues? Apa tanda-tanda yang mesti dicermati, dan bagaimana mengatasinya?

Baby blues syndrome atau postpartum syndrome adalah kondisi yang dialami oleh hampir 50% perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi sejak hari pertama setelah persalinan dan cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima setelah persalinan. Baby blues cenderung menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.

Penyebab

Para pakar kesehatan sepakat bahwa ada empat faktor penyebab baby blues :

1. Hormonal. Usai bersalin, kadar hormon kortisol (hormon pemicu stres) pada tubuh ibu naik hingga mendekati kadar orang yang sedang mengalami depresi. Di saat yang sama hormon laktogen dan prolaktin yang memicu produksi ASI sedang meningkat. Sementara pada saat yang sama kadar progesteron sangat rendah. Pertemuan kedua hormon ini akan menimbulkan keletihan fisik pada ibu dan memicu depresi.

2. Psikologis. Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan si ibu yang merasa lelah dan sakit pascapersalinan membuat ibu membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik si kecil karena tidak sesuai dengan yang diinginkan juga bisa memicu baby blues.

3. Fisik. Kelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.

4. Sosial. Si ibu merasa sulit menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini gaya hidupnya akan berubah dratis. Anda merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.

Gejala

Menangis tanpa sebab, berkeringat dingin, sesak napas, sulit tidur, gelisah, tegang, bingung, merasa sendiri, sedih, tampak murung, sakit, marah, merasa bersalah dan tak berharga, punya pikiran negatif pada suami, dan kehilangan nafsu makan adalah gejala umum yang biasanya dialami ibu yang mengalami baby blues.

Dampaknya pada bayi

Stres serta sikap tidak tulus ibu yang terus-menerus diterima oleh bayi kelak bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas sekaligus pemurung. Dampak lain yang tak kalah merugikan adalah; si anak cenderung mudah sakit.

Cara mengatasi
1. Mintalah bantuan orang lain, misalnya kerabat atau teman untuk membantu Anda mengurus si kecil.
2. Ibu yang baru saja melahirkan sangat butuh istirahat dan tidur yang cukup. Lebih hanyak istirahat di minggu-minggu dan bulan-bulan pertama setelah melahirkan, bisa mencegah depresi dan memulihkan tenaga yang seolah terkuras habis.
3. Hindari makanan manis serta makanan dan minuman yang mengandung kafein. Karena kedua makanan ini berpotensi memperburuk depresi.
4.Konsumsilah makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih, sehat dan segar.
5. Cobalah berbagi rasa dengan suami atau orang terdekat lainnya. Dukungan dari mereka bisa membantu Anda mengurangi depresi.

Sumber: conectique.com

14 Nov 2008

15 Penyebab Utama Kematian di Dunia


Menurut Laporan Kesehatan WHO, berikut adalah 15 penyebab kematian di dunia (yang akan terakumulasi menjadi 58 % dari seluruh kematian):

Penyebab - persen total
1. Penyakit jantung isemik (ischemic heart disease) - 12.6
2. Penyakit cerebrovascular- 9.7
3. Infeksi saluran pernafasan bawah (misalnya pneumonia)- 6.8
4. HIV/AIDS - 4.9
5. Penyakit pulmonary obstruktif kronis - 4.8
6. Penyakit diarrheal - 3.2
7. Tuberculosis - 2.7
8. Malaria - 2.2
9. Kanker trachea/bronchus/paru-paru - 2.2
10. Kecelakaan lalulintas/jalan raya - 2.1
11. Penyakit anak-anak - 2.0
12. Unintentional injuries lainnya - 1.6
13. Penyakit jantung hipertensif - 1.6
14. Bunuh diri - 1.5
15. Kanker usus - 1.5

Sumber: howstuffworks.com

Benarkah Kulit Wanita Lebih Cepat Menua?


Tidak dapat dipungkiri bahwa pria umumnya akan terlihat lebih berwibawa ketika usianya mulai bertambah, sedangkan wanita dengan bertambahnya usia akan terlihat tampak lebih tua. Hasil penelitian terbaru juga menjelaskan bahwa kulit wanita akan lebih cepat menjadi tua dibandingkan dengan kulit yang dimiliki pria.

Dengan menggunakan teknik laser imaging, para peneliti dapat melihat lapisan kulit yang lebih dalam dan selanjutnya dapat menilai jumlah kerusakan akibat terpapar sinar matahari dan proses penuaan.

Gambaran kolagen dan elastin yang mengalami kemunduran menyebabkan kulit berkerut dan kehilangan kehalusannya, dan terlihat bahwa wanita akan mengalami kehilangan kolagen yang lebih cepat dibandingkan pria.

Kolagen merupakan kelompok protein yang terdapat pada lapisan dermis, yaitu suatu lapisan jaringan ikat di kulit yang memiliki kemampuan dalam menguatkan kulit. Tubuh akan membuat banyak sekali kolagen saat usia masih muda, selanjutnya akan terus mengalami penurunan produksi seiring dengan bertambahnya usia.

Saat ini, para ahli dermatologi dari Friedrich Schiller University, German banyak mempelajari jaringan kolagen pada dermis pasien dengan cara mengambilnya dan melakukan penelitian dibawah mikroskop. Kemudian mereka menilai kandungan kolagen tersebut.

Umumnya jumlah kolagen dan elastin serta penampilan fisik dari dermis sesuai dengan usia pasien. Hal itu juga berhubungan dengan gender, dimana kulit wanita lebih cepat menjadi tua bila dibandingkan dengan pria. Pernyataan tersebut juga dicantumkan dalam Journal Optics Letters. Dengan teknik tersebut, diharapkan suatu saat dapat digunakan untuk menganalisa penyakit kulit yang mempengaruhi kolagen.

Sumber: info-sehat.com