22 Des 2010

Apa sih Panas Dalam Itu?

Di televisi, di mana-mana media, iklan obat berdampingan dengan iklan susu, sabun, mi, bahkan jamu, dan entah apa lagi. Pengaruh iklan obat di media, terlebih di televisi, begitu kuat. Tapi benarkah semua iklan obat tidak menyesatkan?

TIDAK benar. Jangankan orang awam dalam menghadapai obat warung (OTC, Over The Counter), dokter pun bisa sesat membaca brosur obat baru. Kebanyakan farmasi di mana-mana dunia cenderung nakal menyembunyikan efek samping dan kelemahan obat yang ditawarkan. Brosur biasanya hanya menonjolkan manfaat, khasiat, serta kelebihannya saja. Hanya dokter yang kritis mampu skeptis terhadap tawaran obat baru yang tidak masuk nalar medis.

Bagi awam, tidak mudah bisa kritis dan skeptis. Bunyi iklan obat di telinga awam nyaris tak mungkin terbantahkan, mudah percaya, dan terpedaya. Maka demi keamanan masyarakat dalam mengonsumsi obat, pengiklan obat dihimbau patuh pada etika beriklan, dan pemerintah lebih ketat mengawasi. Selain substansi iklan tidak boleh menyesatkan, perlu tercantum jelas indikasi, kontraindikasi, dan efek samping yang mungkin timbul, selain mencantumkan pula apa saja tabiat buruk yang dikandung bahan berkhasiat dalam obatnya.

Risiko Kejar Manfaat

Bahkan sekadar obat nyeri dan demam golongan acetaminophen pun, misalnya, kandungan obat dalam banyak obat flu yang dijual bebas, pekan-pekan ini pihak FDA, Pengawasan Obat dan Makanan Amerika, setelah puluhan tahun bebas dikonsumsi, kini terungkap efek buruknya terhadap hati. Di kita, obat jenis ini sama rajin dikonsumsi layaknya kacang goreng. Sedikit-sedikit begitu ringan minum obat warung, sangkanya enteng, dan tanpa efek samping. Padahal tidak.

Semua jenis obat, baik obat resep dokter maupun obat warung, menyimpan efek sampingnya. Bahkan jamu dan ramuan tradisional sekalipun. Efek samping yang pasien pikul diterima sebagai konsekuensi dalam berobat demi mengejar manfaat obatnya (pertimbangan risk-benefit). Kita baru dinilai merugi akibat obat jika tetap mengonsumsi padahal tidak membutuhkannya.

Betapa berat dan buruk pun efek samping obat, jika memberi harapan menyembuhkan, efek samping kita kesampingkan untuk siap kita pikul. Sebaliknya, kendati efek samping obat seenteng apa pun, arifnya tidaklah kelewat gampang mengonsumsinya kalau tidak perlu. Nyeri kepala, pegal linu, demam ringan, yang mungkin bisa mereda sendiri setelah dibawa tidur, dan jeda, mengapa harus begitu cepat memutuskan memilih menelan obat. Perut kita bukan apotek yang bisa membiarkan obat apa saja boleh masuk. Kalau bisa tanpa obat mengapa harus memilih dengan obat.

Tergantung Daya Tahan

* Tidak jelas apa yang dimaksud dengan “panas dalam” jika diterjemahkan ke dalam bahasa medis.

Mungkin hanya gambaran gejala awal suatu radang tenggorokan saja. Seperti lazim kalau mulai mau flu, tenggorokan terasa pedih dan gatal, atau mungkin juga nyeri panas menggelitik.

Bangun tidur terasa nyeri kalau menelan. Orang Jawa bilang pancingan, yang sebetulnya awal dari suatu radang tenggorokan yang lazimnya disebabkan oleh serangan virus. Kita mengenalnya sebagai ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas), yang bisa terpilah menjadi pharyngitis, jika hanya di tenggorokan, rhiopharyngitis jika di hidung dan tenggorokan juga, laryngitis jika mengenai pita suara, atau tonsillopharyngitis jika menyerang kelenjar amandel selain tenggorokan.

Tidak semua bibit penyakit, apakah virus, parasit, maupun kuman yang sering mampir di tenggorokan, kerongkongan, dan rongga hidung, akan selalu berhasil mengganggu selaput lendir mulut di sana sehingga menjadikan kita jatuh sakit batuk-pilek, kalau tubuh sedang kuat. Hanya jika kondisi tubuh sedang lemah, yang akan memudahkan kita jatuh sakit saban kali disinggahi bibit penyakit yang hadir dan beredar di udara sekitar kita, yang sering berasal dari orang-orang sekitar yang sedang sakit.

Daya tahan lokal selaput lendir mulut, hidung, dan tenggorokan, juga ditentukan oleh gizi dan kecukupan vitamin-mineral. Tidak semua orang yang berada dekat pasien batuk-pilek, atau penyakit menular lewat udara (air-borne) lainnya yang lebih berat dan lebih ganas sekalipun, pasti jatuh sakit. Hanya mereka yang lemah saja yang menjadi korban penularan, lalu jatuh sakit.

Setiap bagian tubuh kita dijaga dan dilindungi oleh seperangkat sistem ketahanan tubuh, baik yang bersifat cairan, dalam kelenjar getah bening, dan darah, maupun yang bersifat sel yang berada dalam darah putih pembentuk sistem kekebalan atau imunitas tubuh. Begitu pula dengan selaput lendir rongga mulut, tenggorokan, kerongkongan, atau bagian tubuh mana pun lainnya.

Jika selaput lendir mulut, hidung, kerongkongan kita lemah, mungkin sebab kondisi tubuh secara keseluruhan lemah, maka hampir semua bagian-bagian tubuh kita pun ikut lemah. Ada orang sakit mata merah, besoknya langsung kena. Ada yang batuk-pilek, sorenya langsung bersin-bersin, demam, lalu batuk. Kesenggol kulit orang herpes, beberapa hari kemudian tertular. Pendek kata, kondisi tubuh yang lemah menjadi rentan tertular penyakit menular yang mana saja.

Soal Panas-dalam

* Jika kelemahannya di tenggorokan, mungkin itu yang populer dimaksud dengan “panas-dalam”. Namun di mata medis, masih belum seluruhnya jelas apa betul itu maksudnya.

Apa bukan seriawan? Bentuk kelemahan selaput lendir rongga mulut, yang bisa juga mengenai bagian tenggorokan, kelenjar tonsil (amandel), seluruh selaput lendir mulut, termasuk lidah dan bibir.

Seriawan terbentuk antara lain sebab selaput lendir di rongga mulut tidak sekuat ketika sedang normal. Selaput lendir mudah lecet, koyak, dan luka (tukak). Paling sering sebab kekurangan sayur-mayur dan buah-buahan. Orang yang tidak suka sayur, pada musim-musim kering kemarau, rentan seriawan. Bukan sekadar cuma sebab kurang vitamin C seperti banyak anggapan yang berkembang.

Dulu betul para pelaut yang terlunta di samudera menderita seriawan hebat (scorbut) semata sebab untuk waktu lama tidak mengonsumsi buah dan sayur. Tapi seriawan (aphthae) orang sekarang banyak faktor penyebabnya, di luar sekadar kekurangan vitamin C belaka. Peran vitamin B, vitamin P, vitamin Q, serta beberapa jenis mineral lain, dan banyak faktor lain lagi, selain faktor stres sendiri. Ada yang seriawannya kambuh saban kali datang haid, mirip gajian, selain ada juga yang seriawannya kumat hanya kalau lagi tanggung bulan.

Rasa tidak enak lokal di rongga mulut akibat tidak bugarnya selaput lendir rongga mulut, bisa dibikin lebih enak dengan banyak minum air, berkumur rebusan daun sirih, atau dengan obat kumur, mengisap permen antiseptis, atau apa saja yang bisa bikin segar rongga mulut. Tapi barang tentu itu bukan terapi untuk memulihkan kondisi selaput lendir, sebab selaput lendir yang sudah rapuh hanya bisa pulih bugar jika tubuh bugar. Untuk itu dibutuhkan lebih banyak buah dan sayur mayur, cukup protein salah satu pembuat zat kekebalan, memadai waktu jeda, dan terukur pula gerak badannya.

Sumber: doktersehat.com

10 Des 2010

Mengunyah Makanan Tak Perlu Hingga 32 Kali

Mengunyah yang lama hingga makanan lembut adalah baik untuk pencernaan. Selama ini orang banyak yang terpaku pada anggapan mengunyah makanan yang baik selama 32 kali. Tapi sebenarnya tak perlu mengunyah hingga 32 kali.

Bayangkan seperti apa jadinya makanan yang dikunyah 32 kali? Bentuknya seperti bubur karena terlalu halus, sudah tidak ada rasa alias hambar dan malah membuat orang enek (ingin muntah).

Seperti dikutip dari Timesonline.co.uk, Kamis (9/12/2010) seseorang tak perlu mengunyah hingga 32 kali tapi cukup sebanyak 10-12 kali setiap kali suap.

Memang jumlah ini bervariasi pada setiap orang, tergantung dari ukuran makanan, jenis kelamin, usia dan faktor lainnya yang mempengaruhi produksi air liur. Tapi mengunyah sebanyak 12 kali cukup bisa ditoleransi oleh sistem pencernaan.

Kegiatan mengunyah adalah memecah molekul makanan yang besar menjadi partikel yang lebih kecil yang membuat proses pencernaan menjadi baik. Mengunyah adalah proses kontak antara makanan dengan air liur yang ada di mulut.

Kontak makanan dengan air liur tidak hanya membantu melumasi makanan sehingga lebih mudah ditelan dan melewati kerongkngan, tapi enzim yang terdapat di dalam air liur berkontribusi terhadap proses pencernaan.

Enzim di dalam air liur ini membantu memecah ikatan kimia di dalam makanan menjadi lebih sederhana yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa asam.

Jadi jika makanan yang kita kunyah sudah berasa asam atau rasa dari makanan itu tidak lagi seperti rasanya yang semula maka makanan tersebut sudah bisa ditelan. Jadi proses mengunyah ini tak perlu sampai 32 kali, tapi tidak kurang dari 10-12 kali agar makanan tidak membebani usus.

Bagaimana pun ketika makan orang diharapkan menikmati setiap makanan yang dikunyahnya, yaitu dalam hal tekstur, rasa dan juga aroma dari makanan yang masuk ke dalam mulutnya sebelum ditelan.

Contohnya saat orang makan sandwich, selama ia masih bisa membedakan tekstur dan rasa dari selada, roti dan ayam maka teruslah mengunyah, lalu mulailah menelan saat semua rasa tersebut hilang atau tak bisa dibedakan.

Jika seseorang mengunyah terlalu cepat, maka makanan tersebut sudah tertelan sebelum enzim dari air liur yang membantu memecah molekul makanan keluar. Selain juga membuat perut cepat terasa kenyang.

Tapi makanlah dengan mengunyah yang cukup dan menikmatinya sehingga tubuh bisa memberikan sinyal ke otak kapan asupan makanannya sudah cukup dan menghindari makan berlebihan yang bisa memicu obesitas.

sumber: detikhealth

9 Des 2010

Perkembangan Organ Reproduksi Mulai Saat Dilahirkan Hingga Dewasa

Anak memiliki perasaan seksual sejak lahir, bahkan sebelum kelahiran. Pria dapat mengalami ereksi saat masih di dalam rahim dan beberapa anak laki – laki lahir dengan ereksi.
Bayi laki – laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina. Bayi laki – laki mengalami ereksi dan baik bayi laki – laki maupun perempuan sama – sama memiliki perasaan senang jika ada sentuhan pada organ genitalia mereka.

Menurut freud (1856 – 1939) fase – fase perkembangan individu pada perkembangan psikoseksual di dorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido merupakan energi psikis yang bersifat seksual (diartikan secara luas sebagai dorangan kehidupan) dan sudah ada sejak bayi. Libibo ada sejak lahir tanpa harus dipelajari lagi. Individu yang normal mempunyai libido sejak ia lahir. Sekalipun orang yang mempunyai keterbelakangan mental (mental retardation).

Setiap perkembangan psikoseksual, diawali dengan dorongan – dorongan (drive) pada daerah-daerah tubuh atau organ – organ tertentu. Misalnya : mulut, anus, daerah kelamin dan kematangan alat – alat reproduksi.
Psikoseksual tahapan perkembangan dimana puncak kenikmatan seksual atau sensual berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya, dari muluat ke anus lalu ke genital. Pada tiap tahapan, perilaku merupakan sumber utama pemuasaan (frustasi ) berubah dari disuapi, eliminasi (penghilangan atau keluar) dan akhirnya aktivitas seksual.

Freud menyatakan bahwa jika anak – anak menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit kepuasan dalam tahap – tahap pertama dari hidup, maka akan terkena fixation (fiksasi) – keterhentian dalam perkembangan yang dapat muncul pada kepribadian seseorang setelah ia dewasa. Misalnya, bayi yang keinginan untuk makan tidak tercapai pada tahap oral, mungkin akan tumbuh sebagai seorang penggigit kuku, perokok atau mengembangkan teori karakter sengit dan kritis.

• Fase yang pertama ialah tahap oral (0 – 1 tahun), sumber kenikmatan dan kepuasaan ada pada mulut (menghisap dan menelan). Objek sosial terdekat adalah ibu, terutama pada saat menyusui. Bayi biasanya belum mengeksplor organ genitalianya sampai usianya 1 tahunan karena organ ini memang lebih sulit terlihat dibandingkan dengan anggota tubuh lainnya seperti tangan dan kaki. Bayi sering menyentuh organ genitalnya karena menimbulkan rasa enak atau menimbulkan rasa nyaman jika mereka sedang cemas dan marah.

• Fase yang kedua adalah anal (1 – 3 tahun). Pada tahap ini puncak kenikmatan terletak di daerah anus terutama saat buang air besar. Bayi sudah mulai memainkan genitalnya saat diganti celananya dan kadang mereka juga memainkan “ee” atau fecesnya saat dibersihkan. Hal ini wajar saja sebagai bagian dari rasa keingintahuan mereka. Seseorang yang dimasa ini mendapat toilet training yang terlalu keras mungkin akan terfiksasi pada tahap anal. Orang tersebut mungkin memiliki kepribadian “sembelit”, sangat obsesif dengan kebersihan dan terikat dengan jadwal dan rutinitas secara kaku.

• Fase ketiga adalah Falik (3-5 tahun). Menurut Freud, kunci dalam psikoseksual terjadi pada phallic stage di awal masa kanak-kanak. Anak memindahkan kepuasannya pada daerah kelamin. Pada anak laki-laki kedekatan pada ibunya menimbulkan gairah seksual yang disebut Oedipus kompleks, sedangkan pada anak perempuan kedekatan tersebut dinamakan electra kompleks. Pada fase ini, anak dalam usia prasekolah, dimana mereka sering belum “aware” terhadap tubuhnya dan masih belum terlalu mengerti malu dalam keadaan telanjang. Anak usia prasekolah tertarik untuk melihat tubuhnya sendiri dan tubuh teman-temannya. Mereka sering bermain peran dokter – perawat sehingga mereka bisa saling melihat dan menyentuh satu sama lain. Mereka mulai lebih sosial dan dapat meniru perilaku sosial dan seksual dewasa, seperti berpegangan tangan dan berciuman. Anak-anak usia ini menyadari perkawinan dan memahami hidup bersama, berdasarkan pengalaman keluarga mereka, dan mungkin memainkan peran tentang menikah atau memiliki pasangan saat mereka bermain rumah – rumahan serta mereka tertarik pada bagian – bagian tubuh orang tuanya dan ingin menyentuhnya jika mereka kebetulan melihatnya di kamar atau di kamar mandi. Mereka juga mulai tertarik terhadap konsep dari mana bayi berasal dan bagaimana bayi keluar dari perut ibunya.

• Tahap laten (5-12 tahun). Dorongan seksual yang tertekan pada tahap ini timbul kembali secara sosial, yang disebutkan Freud bahwa hubungan heterogen seksual dengan orang lain dari luar keluarga asal. Di tahun – tahun pertama sekolah dasar anak biasanya mengetahui bahwa memperhatikan tubuh orang lain dan masturbasi merupakan kegiatan yang dilakukan orang dewasa secara pribadi. Di umur ini anak masih bermain peran yang melibatkan perbedaan jenis kelamin karena rasa keingintahuannya. Anak mulai mendengar dan memperhatikan kata – kata yang “berbau” seks, kadang mereka menggunakan istilah – istilah tertentu yang mereka dapatkan dari teman-temannya. Mereka masih merasa tertarik pada proses kehamilan dan persalinan. Anak mulai memilih teman sejenis sebagai teman dekatnya. Anak sudah malu jika tidak berpakaian dengan baik di depan orang lain dan juga di depan orang tuanya. Mereka mulai mengangkat topik seks dalam obrolan atau gurauan dengan teman – temannya. Permainan seksual yang sering diperankan adalah permainan bermain saling memperolok atau berpura-pura mengenai perkawinan atau bermain peran “dokter – pasien erawat”.
• Tahap genital (12 tahun ke atas). Alat-alat reproduksi sudah mulai matang. Artinya, alat-alat reproduksi tersebut sudah berfungsi sesuai dengan aturanya. Masturbasi meningkat selama tahun-tahun pertama. Remaja laki – laki dan perempuan biasanya tidak memiliki pengalaman seksual banyak, tetapi mereka sering memiliki banyak pertanyaan. Mereka biasanya telah mendengar tentang hubungan seks, petting, seks oral dan seks anal, homoseksualitas, pemerkosaan dan incest serta mereka ingin tahu lebih banyak tentang semua hal ini. Ide untuk benar – benar melakukan hubungan seksual bagaimanapun adalah yang paling menyenangkan untuk anak laki-laki dan perempuan remaja. Anak laki-laki dan perempuan cenderung bermain dengan teman – teman dari jenis kelamin yang sama dan cenderung untuk mengeksplorasi seksualitas mereka. Masturbasi bersama-sama dan melihat atau membelai alat kelamin masing – masing adalah umum di antara anak laki-laki dan perempuan remaja.

Remaja (12-18 tahun )
Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarche (wanita)
Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks / heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua

Beberapa kelompok kencan terjadi pada usia ini. Pada usia 12 atau 13, beberapa remaja muda mungkin berpasang – pasangan dan mulai berkencan dan / atau membuat janji diluar. Perempuan muda biasanya lebih tua ketika mereka mulai melakukan hubungan seksual secara sukarela. Namun, remaja muda banyak mempraktekkan perilaku seksual selain hubungan intim seperti membelai untuk orgasme dan hubungan oral.

Pada sekitar usia 50, wanita mengalami menopause, yang mempengaruhi seksualitas mereka dan ovarium mereka tidak lagi melepaskan telur, tubuh mereka tidak lagi memproduksi estrogen. Mereka mungkin mengalami beberapa perubahan fisik, dinding vagina menjadi lebih tipis dan hubungan seksual mungkin menyakitkan karena pelumasan vagina kurang dan pintu masuk ke vagina menjadi lebih kecil. Banyak wanita menggunakan terapi estrogen pengganti untuk meringankan efek samping fisik dan emosional menopause. Penggunaan pelumas vagina juga bisa membuat hubungan intim lebih mudah. Kebanyakan wanita dapat melakukan hubungan seksual menyenangkan dan mengalami orgasme untuk seluruh hidup mereka.

Pria dewasa juga mengalami beberapa perubahan dalam seksualitas mereka, tetapi tidak pada waktu yang diprediksi seperti pada wanita menopause. Testis memproduksi testosteron lambat setelah usia 25 tahun atau lebih. Ereksi mungkin terjadi lebih lambat ketika produksi testosteron melambat. Pria juga menjadi kurang mampu memiliki ereksi lagi setelah orgasme dan mungkin memakan waktu hingga 24 jam untuk mencapai dan mempertahankan ereksi lain. Jumlah semen dilepaskan saat ejakulasi juga menurun, tetapi pria mampu menjadi ayah dari seorang bayi bahkan ketika mereka berada di mereka 80 dan 90-an.
Meskipun pria dan wanita dewasa melalui beberapa perubahan seksual dengan bertambahnya usia mereka, mereka tidak kehilangan keinginan atau kemampuan mereka untuk ekspresi seksual. Bahkan diantara yang sangat tua, kebutuhan akan sentuhan dan keintiman tetap, meskipun keinginan dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual bisa berkurang.

sumber: minalove.com

3 Des 2010

Perubahan Iklim Tingkatkan Resiko Penyakit

Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia sejak beberapa tahun terakhir membawa dampak terhadap kesehatan. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 1996 telah memperkirakan perubahan iklim akan menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga 70 kali lipat pada tahun 2070.

Tak hanya itu, Prof. dr. Umar-Fahmi Achmadi MPh, Ph.D, Guru Besar Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI menjelaskan, “Sejak beberapa waktu lalu, perubahan iklim juga berkontribusi terhadap munculnya berbagai penyakit infeksi baru seperti Avian Influenza, SARS, Leptospirosis, serta kembali maraknya kasus-kasus diare dan penyakit infeksi perut.”

Diare sendiri sudah tercatat menjadi pembunuh tertinggi kedua balita di Indonesia (data: Departemen Kesehatan), bahkan sebelum timbulnya awareness (kesadaran) mengenai dampak

perubahan iklim kepada kesehatan. Dengan perubahan iklim yang berhujung pada kerusakan dan pencemaran lingkungan (contoh: banjir), maka resiko timbulnya penyakit seperti diare, DBD, serta malaria diperkirakan meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan perubahan iklim, diperlukan pemahaman dan penerapan perilaku sehat untuk membantu masyarakat beradaptasi terhadap perubahan tersebut, dan hal tersebut dapat dimulai dari usia dini yaitu usia anak sekolah dasar.

Di Indonesia, fakta tersebut menggugah Tupperware Indonesia untuk menggelar Seminar Aku Anak Sehat 2010 untuk guru sekolah dasar di tiga kota besar (Jakarta, Bandung dan Surabaya) untuk guru-guru sekolah dasar dari JaBoDeTaBekKra dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya serta Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sekitarnya.

Seminar ini bertujuan untuk membekali para guru dengan kemampuan untuk mensosialisasikan perilaku bersih dan sehat kepada murid, dan merupakan awal dari rangkaian Program Aku Anak Sehat yang dilakukan sebagai kegiatan CSR tahunan Tupperware. Program Aku Anak Sehat bertujuan memberi edukasi perilaku sehat kepada anak (kelas 1-3 SD) dengan membiasakan mencuci tangan, tidak sembarangan membuang sampah, dan membawa bekal dari rumah (tidak jajan).

Yanty Melianty, Marketing Director Tupperware Indonesia, menjelaskan kebutuhan melibatkan guru dalam mensosialisasikan perilaku sehat kepada anak, “Sebagai pendidik, guru tentunya sangat berpengaruh dalam menanamkan dan menyebarkan mengenai perilaku sehat kepada anak-anak didiknya. Namun lebih penting, guru juga bisa berperan besar dalam memberi sustainability (kesinambungan) dalam menggalang perilaku sehat, apabila mereka dibekali ilmu seperti cara berkomunikasi yang efektif dengan anak, standar lingkungan yang sehat, serta pengetahuan mengenai keamanan pangan dan wadah bekal yang aman.”

Menyadari kebutuhan tersebut itulah, maka Tupperware pun mengawali program Aku Anak Sehat dengan mengadakan Seminar Aku Anak Sehat untuk guru. “Tupperware berharap para guru bisa meneruskan pengetahuan dan ilmu yang mereka dapatkan di seminar kepada lingkungan sekitar mereka.

Ditambah dengan peningkatan resiko oleh karena perubahan iklim yang kini sedang menjadi tantangan global, kedepannya guru akan berperan lebih penting lagi untuk melanjutkan penerapan perilaku sehat kepada generasi berikutnya,” Bu Yanty melanjutkan.

Seminar Aku Anak Sehat 2010 yang akan melibatkan 900 guru akan diselenggarakan pada tanggal 14 Juli di Jakarta, 26 Juli di Bandung, serta 9 Agustus di Surabaya.

Dengan tema “Standarisasi Kebersihan dan Keamanan Pangan,Wadah serta Lingkungan Sekolah”, para guru akan menerima materi mengenai pentingnya kebersihan, lingkungan yang sehat, pendekatan yang efektif terhadap anak didik serta jajanan sehat sebagai upaya untuk membekali murid-murid menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Melalui pemahaman para guru, diharapkan murid-murid bisa mengadopsi dan menerapkan perilaku sehat untuk mendukung mereka dalam meraih cita-cita.

Sesi seminar akan diisi oleh Dr. Ir. Yadi Haryadi, M.Sc (pakar Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor), Drs. Suratmono MP (Direktur Surveilan BPOM), Drs. Momon Sulaeman, M.Pd (Kasie DikDas Jakarta Selatan), serta Dr. Rose Mini A.Prianto, M.Psi (Psikolog Anak).

Keterlibatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam seminar ini terkait dengan maraknya jajanan yang membahayakan kesehatan anak. Di sisi lain, juga disampaikan gagasan sekolah sehat oleh Seksi Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan Nasional demi terwujudnya lingkungan sehat bagi para murid.

Program Aku Anak Sehat 2010 akan dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2010 di tiga area kota besar yaitu JaBoDeTaBekKra dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya serta Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sekitarnya. Diharapkan pada tahun ini, lebih dari 250 sekolah dasar akan berhasil dikunjungi oleh Tupperware.

Dalam program Aku Anak Sehat, murid kelas 1-3 sekolah dasar dapat mengikuti film kartun edukasi Aku Anak Sehat, sedangkan sekolah akan mendapatkan 2 set tempat sampah (organik, non organik dan berbahaya), 1 set tempat cuci tangan kaki, 3 set kata-kata motivasional dan 2 poster edukasi kebersihan untuk anak.

sumber: vibizdaily.com

6 Warna Yang Mempengaruhi Mood Anda

Berapa banyak pikiran yang Anda berikan untuk memilih warna? Kebanyakan orang akan menjawab mereka tidak perlu pikir panjang untuk melakukan hal itu saat kita mengambil warna kesayangan kita dari berbagai pilihan warna yang tersedia. Mungkin Anda akan terkejut saat mengetahui seberapa besar efek warna yang dapat mempengaruhi suasana hati kita! meskipun warna bisa bersifat subyektif, sebagian besar memiliki efek yang universal. Dan saya sangat terkejut ketika mengetahui besarnya pengaruh yang dibawa warna-warna ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah 6 warna yang dapat memberikan efek bagi hidup kita dan semua orang harus mengetahuinya.

1. Hitam

Hitam merupakan warna yang sangat kuat. Ia mengkonsumsi semua cahaya lain dalam spektrum warna, dan sering digunakan untuk mewakili karakter kuat seperti drakula atau penyihir. Beberapa budaya menghubungkan warna ini dengan kegelapan akan kematian dan berkabung, sedangkan budaya lainnya dengan kelahiran kembali dan kehidupan. Dan hubungan yang kuat? Warna hitam berkuasa. Lihat saja berapa banyak warna hitam digunakan dalam kehidupan sehari-hari... sabuk hitam, dasi hitam, black market... dan sebagian besar orang mengenakan pakaian warna hitam untuk pergi bekerja. Warna hitam memberikan rasa penting, kontrol dan kekuatan.

2. Putih

Putih sering digunakan untuk menggambarkan kepolosan dan kenaifan. Putih adalah warna yang sangat murni, dan sering digunakan di rumah-rumah baru, untuk membuat ruangan terlihat lebih besar dan cerah. Putih juga merupakan warna yang sangat dingin meskipun memberikan efek steril. Ruangan yang dicat putih sering terlihat lebih besar, namun terlihat kosong dan tidak ditinggali. Putih dapat membuat kita merasa murni; atau kosong.

3. Merah

Merah adalah warna yang selalu membangkitkan emosi yang kuat. Hal ini sering dikaitkan dengan semangat, cinta dan nafsu, dan warna ini bisa membuat kita merasa seksi dan nyaman. Warna ini juga bisa dihubungkan dengan kemarahan dan kegembiraan, dan umumnya bertanggung jawab atas perasaan intens. Banyak orang yang membeli barang-barang dengan warna merah... lingerie merah dan gaun merah, dan ekspresi ‘lukisan kota merah’, dan ‘terlihat merah’. Warna merah juga menjadi warna favorit saya, yang mengindikasikan bahwa saya hidup dengan intensitas dan semangat yang tinggi.

4. Biru

Biru merupakan warna favorit yang paling umum, terutama bagi kaum pria. Biru merupakan warna yang tenang, dan sering digambarkan dengan steril, tenang, kalem dan tentram. Penelitian menunjukkan bahwa orang akan lebih poroduktif di dalam ruangan yang berwarna biru, dan wana ini juga terkadang menyebabkan perasaan sedih dan bingung. Biru juga merupakan warna yang sering digunakan bagi para pelaku diet, karena warna yang paling sedikit membangkitkan selera makan. Menggunakan piring dan peralatan makan berwarna biru dapat membatasi porsi makan Anda! Memperlihatkan warna biru kepada orang sakit juga terbukti dapat menurunkan denyut nadi dan suhu tubuh.

5. Hijau

Hijau merupakan warna yang tampaknya menunjukkan perasaan yang sangat berbeda. Bagi beberapa orang, warna ini menunjukkan alam, dan ketenangan. Rasanya sehat dan murni. Warna ini juga sering dikaitkan dengan warna cemburu dan sakit hati. Pada abad ke-15, warna hijau digunakan sebagai simbol kesuburan dan ruangan yang dicat hijau sering digunakan untuk menenangkan saraf, menghilangkan stres dan memulai pemulihan. Ruangan berwarna hijau juga terbukti mengurangi sakit perut!

6. Oranye

Oranye adalah kombinasi dari warna kuning dan merah, dan sering dipandang sebagai warna yang enerjik dan bergoyang. Warna ini sering digunakan untuk menarik perhatian, seperti pada tanda-tanda jalan dan dalam kampanye iklan. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa peserta yang terhubung dengan warna oranye menunjukkan kegembiraan, antusiasme dan kehangatan, yang membuatnya menjadi warna yang pas untuk dimasukkan ke dalam rumah Anda. Hindari warna oranye kekuningan karena ruangan yang berwarna kuning dapat menyebabkan sakit kepala.

Saya sangat suka meneliti warna-warna ini! Tiba-tiba saya tahu mengapa ruangan satu warna saya selalu membuat saya merasa kuat sekaligus tenang, dan saya berencana untuk mengecat dapur saya dengan warna biru dan putih. Dan jika saya dapat menemukan beberapa aksesoris cantik berwarna hijau, barang-barang itu akan saya letakkan di dalam kamar mandi!

sumber: jawaban.com

1 Des 2010

Risiko Olahraga di Kota yang Penuh Polusi

Kota besar selalu identik dengan polusi udara yang tinggi baik dari kendaraan atau industri. Olahraga di tengah kota yang memiliki polusi udara ada efek negatifnya. Karena itu siasati waktunya, agar olahraganya tak sia-sia.

Jika seseorang secara teratur melakukan olahraga di daerah yang memiliki polusi udara akan berdampak buruk terhadap kesehatannya, terutama bagi orang yang memiliki penyakit
paru-paru kronis, jantung atau diabetes.

"Saat seseorang melakukan olahraga, bahkan dengan intensitas yang rendah maka ia akan bernapas 10 kali lebih banyak dibandingkan saat sedang istirahat," ujar Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Selasa (30/11/2010).

Dalam kondisi seperti itu, orang cenderung akan menarik napas lebih mendalam ke dalam paru-paru dan bernapas melalui mulut, sehingga melewati penyaringan saluran di hidung.

Faktor-faktor ini akan meningkatkan kontak tubuh dengan polutan, kombinasi antara polusi udara dan olahraga ini akan menimbulkan risiko.

Paparan polusi udara atau partikel kecil dari debu atau aerosol yang ada di udara bisa memicu beberapa risiko kesehatan, seperti:

1. Terjadi peningkatan kerusakan yang signifikan pada saluran udara kecil di paru-paru.
2. Peningkatan risiko serangan jantung dan stroke pada perempuan yang telah berusia lanjut.
3. Peningkatan risiko kematian akibat kanker paru-paru dan penyakit jantung.


Untuk membatasi dampak buruk dari polusi udara ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat olahraga, yaitu:

1. Usahakan jika berolahraga di luar ruangan dilakukan saat pagi hari, karena belum banyak kendaraan yang berlalu lalang sehingga tingkat polusinya tidak tinggi.
2. Hindari olahraga saat tengah hari atau siang hari.
3. Menghindari berolahraga seperti jogging atau jalan kaki di daerah yang jalanannya macet, untuk itu sebaiknya berolahraga di radius lebih dari 15 meter dari jalan.
4. Variasikan dengan berolahraga di dalam ruangan, bisa di dalam rumah atau mengikuti kelas kebugaran.


Polusi udara bisa menyebabkan beberapa penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akibat senyawa nitorgen yang melemahkan rambut getar di dalam tenggorokan, menurunkan hormon seksual seseorang, mengganggu kelenjar endokrin, serta bisa menyebabkan karies gigi akibat radikal bebas dari asap kendaraan.

Jika memang diketahui memiliki kondisi kronis atau ingin tetap sehat, sebaiknya perhatikan udara di sekitar jika ingin melakukan olahraga di luar ruangan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Sumber: detikHealth