1 Mei 2010

Priapism, Ereksi Terus Menerus

Priapism adalah gangguan pada alat kelamin pria yang ditandai dengan ereksi yang berlangsung terus menerus dan seringkali disertai rasa nyeri.

Priapism membutuhkan pertolongan medis segera. Keterlambatan tindakan medis dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut (scar), sehingga mengganggu kemampuan ereksi dimasa mendatang. Jika cepat diobati, priapism biasanya akan sembuh tanpa efek sisa.

Gejala dan tanda priapism antara lain adalah :

1. Ereksi terus menerus selama sekurang-kurangnya empat sampai enam jam.
2. Ereksi tidak berhubungan dengan hasrat seksual, atau ereksi terus berlangsung walaupun stimulasi seksual atau orgasme telah berakhir.
3. Timbul nyeri selama ereksi.
4. Batang alat kelamin keras, tetapi ujungnya lunak.

Berbagai jenis obat dapat menjadi biang keladi timbulnya priapism. Obat-obat tersebut antara lain adalah :

* Obat minum untuk mengatasi disfungsi ereksi seperti sildenafil (Viagra) atau vardenafil (Levitra).
* Obat yang disuntikkan langsung ke alat kelamin seperti papaverin.
* Antidepresan seperti trazodon.
* Obat-obat untuk pengobatan gangguan jiwa (psikotik) seperti klorpromazin, risperidon, atau olanzapin.
* Anticemas seperti diazepam (Valium).
* Pengencer darah seperti heparin dan warfarin.
* Obat-obat penurun tekanan darah.

Selain obat-obatan, hal berikut dapat juga menyebabkan priapism.

* Cedera pada alat kelamin, paha, atau sumsum tulang belakang.
* Pembekuan darah
* Leukemia
* Peradangan pada saluran kencing (uretra)
* Tumor di daerah panggul
* Penyalahgunaan alkohol, kokain, atau mariyuana.
* Anemia sel sabit
* Penyakit Fabry, suatu gangguan metabolik dimana lemak tidak dicerna secara baik pada sistem pencernaan.
* Keracunan karbon monoksida

Prinsip pengobatan priapism adalah mengeluarkan darah yang terperangkap di dalam alat kelamin, yang menjadi penyebab ereksi berkepanjangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1. Suntikan intrakavernosa dengan obat-obat simpatomimetik (epinefrin, norepinefrin, fenilefrin, efedrin, metaraminol). Tujuannya adalah menyempitkan ukuran pembuluh darah, sehingga darah yang masuk ke daerah alat kelamin berkurang, sedangkan darah yang keluar bertambah.
2. Penyedotan, yaitu menyedot darah yang ada dalam alat kelamin, tentunya setelah diberi anestesi lokal. Penyedotan biasanya dilakukan bersama-sama dengan tindakan suntikan intrakavernosa.
3. Pembedahan. Jika terapi di atas tidak berhasil, dapat dilakukan pembedahan. Pembedahan paling cocok untuk priapism yang disebabkan oleh robeknya arteri alat kelamin.

Sumber: wartamedika.com

Tidak ada komentar: