3 Des 2010

Perubahan Iklim Tingkatkan Resiko Penyakit

Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia sejak beberapa tahun terakhir membawa dampak terhadap kesehatan. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 1996 telah memperkirakan perubahan iklim akan menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga 70 kali lipat pada tahun 2070.

Tak hanya itu, Prof. dr. Umar-Fahmi Achmadi MPh, Ph.D, Guru Besar Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI menjelaskan, “Sejak beberapa waktu lalu, perubahan iklim juga berkontribusi terhadap munculnya berbagai penyakit infeksi baru seperti Avian Influenza, SARS, Leptospirosis, serta kembali maraknya kasus-kasus diare dan penyakit infeksi perut.”

Diare sendiri sudah tercatat menjadi pembunuh tertinggi kedua balita di Indonesia (data: Departemen Kesehatan), bahkan sebelum timbulnya awareness (kesadaran) mengenai dampak

perubahan iklim kepada kesehatan. Dengan perubahan iklim yang berhujung pada kerusakan dan pencemaran lingkungan (contoh: banjir), maka resiko timbulnya penyakit seperti diare, DBD, serta malaria diperkirakan meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan perubahan iklim, diperlukan pemahaman dan penerapan perilaku sehat untuk membantu masyarakat beradaptasi terhadap perubahan tersebut, dan hal tersebut dapat dimulai dari usia dini yaitu usia anak sekolah dasar.

Di Indonesia, fakta tersebut menggugah Tupperware Indonesia untuk menggelar Seminar Aku Anak Sehat 2010 untuk guru sekolah dasar di tiga kota besar (Jakarta, Bandung dan Surabaya) untuk guru-guru sekolah dasar dari JaBoDeTaBekKra dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya serta Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sekitarnya.

Seminar ini bertujuan untuk membekali para guru dengan kemampuan untuk mensosialisasikan perilaku bersih dan sehat kepada murid, dan merupakan awal dari rangkaian Program Aku Anak Sehat yang dilakukan sebagai kegiatan CSR tahunan Tupperware. Program Aku Anak Sehat bertujuan memberi edukasi perilaku sehat kepada anak (kelas 1-3 SD) dengan membiasakan mencuci tangan, tidak sembarangan membuang sampah, dan membawa bekal dari rumah (tidak jajan).

Yanty Melianty, Marketing Director Tupperware Indonesia, menjelaskan kebutuhan melibatkan guru dalam mensosialisasikan perilaku sehat kepada anak, “Sebagai pendidik, guru tentunya sangat berpengaruh dalam menanamkan dan menyebarkan mengenai perilaku sehat kepada anak-anak didiknya. Namun lebih penting, guru juga bisa berperan besar dalam memberi sustainability (kesinambungan) dalam menggalang perilaku sehat, apabila mereka dibekali ilmu seperti cara berkomunikasi yang efektif dengan anak, standar lingkungan yang sehat, serta pengetahuan mengenai keamanan pangan dan wadah bekal yang aman.”

Menyadari kebutuhan tersebut itulah, maka Tupperware pun mengawali program Aku Anak Sehat dengan mengadakan Seminar Aku Anak Sehat untuk guru. “Tupperware berharap para guru bisa meneruskan pengetahuan dan ilmu yang mereka dapatkan di seminar kepada lingkungan sekitar mereka.

Ditambah dengan peningkatan resiko oleh karena perubahan iklim yang kini sedang menjadi tantangan global, kedepannya guru akan berperan lebih penting lagi untuk melanjutkan penerapan perilaku sehat kepada generasi berikutnya,” Bu Yanty melanjutkan.

Seminar Aku Anak Sehat 2010 yang akan melibatkan 900 guru akan diselenggarakan pada tanggal 14 Juli di Jakarta, 26 Juli di Bandung, serta 9 Agustus di Surabaya.

Dengan tema “Standarisasi Kebersihan dan Keamanan Pangan,Wadah serta Lingkungan Sekolah”, para guru akan menerima materi mengenai pentingnya kebersihan, lingkungan yang sehat, pendekatan yang efektif terhadap anak didik serta jajanan sehat sebagai upaya untuk membekali murid-murid menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Melalui pemahaman para guru, diharapkan murid-murid bisa mengadopsi dan menerapkan perilaku sehat untuk mendukung mereka dalam meraih cita-cita.

Sesi seminar akan diisi oleh Dr. Ir. Yadi Haryadi, M.Sc (pakar Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor), Drs. Suratmono MP (Direktur Surveilan BPOM), Drs. Momon Sulaeman, M.Pd (Kasie DikDas Jakarta Selatan), serta Dr. Rose Mini A.Prianto, M.Psi (Psikolog Anak).

Keterlibatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam seminar ini terkait dengan maraknya jajanan yang membahayakan kesehatan anak. Di sisi lain, juga disampaikan gagasan sekolah sehat oleh Seksi Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan Nasional demi terwujudnya lingkungan sehat bagi para murid.

Program Aku Anak Sehat 2010 akan dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2010 di tiga area kota besar yaitu JaBoDeTaBekKra dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya serta Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sekitarnya. Diharapkan pada tahun ini, lebih dari 250 sekolah dasar akan berhasil dikunjungi oleh Tupperware.

Dalam program Aku Anak Sehat, murid kelas 1-3 sekolah dasar dapat mengikuti film kartun edukasi Aku Anak Sehat, sedangkan sekolah akan mendapatkan 2 set tempat sampah (organik, non organik dan berbahaya), 1 set tempat cuci tangan kaki, 3 set kata-kata motivasional dan 2 poster edukasi kebersihan untuk anak.

sumber: vibizdaily.com

Tidak ada komentar: