7 Apr 2011

Rasa Bahagia Bisa Diukur Secara Ilmiah

Rasa bahagia merupakan hal abstrak yang sejak akhir 1800-an berusaha diukur secara ilimiah. Pada awal era 2000, upaya serupa kembali dilakukan.

Brian Knutson, seorang profesor dari Stanford University, pada tahun 2001 melakukan eksperimen untuk mengukur rasa bahagia secara ilmiah. Upaya itu bermaksud untuk menyempurnakan hal serupa yang pernah dilakukan Francis Edgeworth, ahli ekonomi dari Inggris, pada tahun 1881, yang menggunakan perangkat yang kemudian disebut sebagai "hedonimeter".

Berbeda dengan Edgeworth, Knutson menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk melakukan eksperimennya. Ia bersama koleganya dari National Institutes of Health meminta para partisipan eksperimennya untuk melihat ke sebuah layar yang menampilkan beragam bentuk dengan berbagai warna. Reaksi emosi partisipan dipantau melalui pemindai otak yang dipasang di kepala mereka.

Kemudian setiap partisipan diberitahu apabila mereka menekan tombol pada saat layar menampilkan bentuk tertentu, mereka akan mendapatkan sejumlah uang. Sementara bentuk lainnya tidak menawarkan kesempatan untuk menghasilkan uang.

Setelah itu, perasaan para partisipan saat melihat beragam bentuk dan warna dinilai secara rata-rata. Mereka mengaku merasa senang ketika melihat bentuk yang dijanjikan akan mendapat imbalan uang. Hal itu diperkuat aktivitas saraf yang terpantau oleh fMRI yang menunjukkan meningkatnya aliran darah ke daerah otak yang berhubungan dengan imbalan.

Pada eksperimen lain yang dilakukan dengan menyuguhkan anggur kepada para partisipan, saat dikatakan anggur yang mereka minum adalah anggur merek tertentu dengan kualitas terbaik yang harganya mahal, aktivitas saraf mereka meningkat. Tapi ketika meminum anggur yang sama namun dikatakan bahwa anggur tersebut mereknya tidak terkenal dan harganya pun tidak mahal, terjadi perubahan pada diri partisipan. Selera dan aktivitas saraf mereka "tertipu" oleh sugesti yang diberikan sehingga mereka merasa anggur yang sama itu berbeda dengan anggur sebelumnya.

Eksperimen yang dilakukan Knutson itu menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus tertentu rasa bahagia memang bisa diukur secara ilmiah. Dan fMRI yang digunakannya bisa disebut sebagai "hedonimeter" yang bisa diandalkan meski hanya menggunakan parameter terbatas.

sumber: nationalgeographic.co.id

Tidak ada komentar: