
"Program ini fokus pada pemecahan gangguan sosial dan kesulitan hubungan perorangan. Kedua masalah ini membuat anak kesulitan beradaptasi," tutur peneliti Marian Tanofsky-Kraff dari Uniformed Services University's Department of Medical and Clinical Psychology, seperti dikutip situs healthday.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan program psikoterapi untuk membantu remaja mengontrol kelainan makanan. Cara ini, terang Tanofsky-Kraff, didasarkan pada keyakinan bahwa kelebihan makan muncul sebagai respon terhadap buruknya fungsi sosial dan sebagai akibat dari mood negatif.
Peneliti secara acak meminta 38 remaja putri untuk menghadiri sesi psikoterapi atau kelas pendidikan kesehatan standar. Setelah 12 bulan, mereka yang ambil bagian dalam sesi psikoterapi lebih bisa menyeimbangkan atau mengurangi indeks massa tubuh (sebagai tolak ukur obesitas) mereka.
"Jika program ini terbukti efektif, kita bisa mencegah penambahan berat badan sekaligus gangguan kesehatan yang terkait obesitas," terang Tanofsky-Kraff.
Sumber: mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar