24 Mei 2008

Faktor Rh Dalam Darah

Faktor Rh menunjukkan antigen khusus yang ada di dalam darah. (Rh berasal dari nama monyet rhesus, dimana faktor tersebut ditemukan). Antigen adalah sebuah substansi yang menyebabkan terbentuknya antibodi, yang sangat penting terhadap berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Darah dengan Rh-positif memiliki antigen dalam sel darah merah; sebaliknya darah dengan Rh-negatif tidak memiliki. Diperkirakan 85% penduduk mempunyai darah dengan Rh-positif, dengan kata lain, memiliki antigen Rh.


Bahaya dari antibodi anti-Rh

Secara normal, darah tidak memiliki antibodi anti-Rh. Antibodi anti-Rh dapat berkembang di dalam darah Rh-negatif, jika darah Rh-positif masuk ke aliran darah.. Hal ini bisa terjadi dalam 2 cara: yaitu jika seorang dengan darah Rh-negatif menerima transfusi darah Rh-positif; atau jika seorang wanita dengan darah Rh-negatif mempunyai anak dengan darah Rh-positif (yang diwarisi dari sang ayah) dan sel Rh-positif dari janin akan masuk ke aliran darah sang ibu. Dalam kasus ini, sel darah merah Rh-positif akan merangsang seseorang untuk membentuk antibodi anti-Rh. Jika hal ini terjadi, darah akan membentuk gumpalan dan secara potensial menyebabkan kematian karena gumpalan tersebut akan menghambat pembuluh darah.



Bahaya tidak muncul saat pembentukan antibodi tersebut selama proses transfusi atau kehamilan yang pertama, namun bahaya tersebut dipastikan muncul jika darah Rh-positif masuk lagi ke aliran darah seseorang. Antibodi yang telah ada, dan masuknya tambahan darah Rh-positif akan menghasilkan mobilisasi antibodi yang telah ada tersebut serta produksi yang lebih banyak. Saat terjadi penggumpalan darah, masalah lain akan muncul. Misalnya, hemolisis (pecahnya sel darah merah dan keluarnya hemoglobin) akan memungkinkan sel darah untuk membawa oksigen, yang menyebabkan anemia.


Ada bahaya-bahaya potensial bagi janin jika darah sang ibu mengandung antibodi anti-Rh. Jika sang janin memiliki sel Rh-positif, maka antibodi anti-Rh akan masuk melalui plasenta dari aliran darah sang ibu dan menyebabkan hemolisis pada sel darah sang janin.



Ketika lahir, bayi perlu mendapatkan transfusi darah Rh-negatif untuk mencegah terjadinya penggumpalan sel darah merah dan mencegah anemia hemolisis. Kasus seperti ini jarang terjadi karena penyuntikan globulin-Rh secara rutin diberikan terhadap sang ibu yang memiliki Rh-negatif sehabis tiap masa kehamilan. Suntikan tersebut akan menghalangi pembentukan antibodi yang berpotensi bahaya tersebut.


Sumber: howstuffworks.com

1 komentar:

PANITIA BIOLOGY mengatakan...

Assalamua'laikum...

Minta di 'share' ya, tentang faktor Rhesus ini ke dalam blog Panitia Biologi saya...(http://biology-aasharifah.blogspot.com/)

Terima Kasih...