Type B - Hanya protein B yang ada.
Type AB - Kedua protein ada
Type O - Kedua protein tidak ada.
Ada 3 bentuk gen (allele) yang mengendalikan grup darah ABO, yang dilambangkan dengan iA, i B, and i. Setiap orang memiliki 2 allele (satu berasal dari ibu dan satu dari bapak), yang menjadi genotype kita. Berikut adalah genotype pada golongan darah:
- iAiA atau iAi - Kedua genotype menghasilkan protein A (type A).
- iBiB atau iBi - Kedua genotype menghasilkan protein B (type B).
- iAiB - Genotype ini menghasilkanprotein A dan B (type AB).
- ii - Genotype ini tidak menghasilkan protein (type O).
Golongan darah ditentukan dengan cara meneteskan 3 tetes darah pada slide mikroskop kaca. Tetes darah pertama akan ditambahkan dengan antibody solution protein A (anti A). Tetes darah kedua ditambahkan antibody solution protein A (anti B). Dan tetes ketiga ditambahkan dengan antibody solution faktor Rh (anti Rh). Tetesan darah dan antibody tersebut akan dicampur, untuk melihat apakah terjadi gumpalan pada sel darah merah. Dari sinilah golongan darah ditentukan. Adanya gumpalan tersebut berarti bahwa protein (A, B, Rh) ada. Misal, jika gumpalan terjadi pada anti A dan anti Rh, tapi tidak terjadi pada anti B, menandakan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah A+.
Pada saat transfusi darah, sangatlah penting untuk mengetahui golongan darah yang ada. Golongan darah harus cocok karena jika tidak cocok, darah si penerima akan mengalami penggumpalan sebagai respon terhadap darah si pendonor. Gumpalan ini bisa menimbulkan serangan jantung, embolisme dan stroke (reaksi transfusi).
2 Jenis golongan darah spesial:
- Type O- disebut universal donor karena bisa diberikan kepada siapa saja; tidak memiliki protein yang bisa menyebabkan terjadinya gumpalan
- Type AB+ disebut universal receiver karena memiliki semua protein sehingga tidak akan membentuk gumpalan
Faktor Rh penting bagi wanita hamil. Jika seorang pria dengan Rh+ dan seorang wanita dengan Rh- mempunyai anak, maka sang anak bisa saja memiliki Rh+ atau Rh-, tergantung pada genotype si bapak. Jika bayinya dengan Rh+, bisa menimbukanl masalah. Pada saat berada di rahim, sel-sel darah dari sang bayi akan melewati plasenta menuju aliran darah sang ibu. Sang ibu akan membentuk antibodi terhadap sel Rh+ tersebut. Jika kemudian ibu tersebut hamil lagi, dan bayinya juga Rh+, maka antibodi anti-Rh akan masuk ke darah sang bayi dan merusak sel darah merahnya, dan akan membunuh bayi tersebut.
Jika hal ini bisa terdiagnosa secara dini, ada kemungkinan untuk menyelamatkan sang bayi dari bahaya tersebut dengan cara mengganti darah si bayi melalui transfusi yang bebas dari antibodi Rh. Dan juga bila situasi tersebut bisa diketahui, ada kemungkinan untuk memberikan perlakuan terhadap wanita dengan Rh- dengan antibodi anti-Rh (RhoGam) secepatnya setelah si bayi lahir, untuk menonaktifkan sel Rh+ bayi dan mencegah terjadinya pembentukan antibodi anti-Rh pada sang ibu.
Sumber: Howstuffworks.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar