21 Mei 2008

Mengenal Anthrax

Anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tidak diketahui ada kasus penyebaran anthrax dari manusia ke manusia. Namun jika tidak diketahui dan dirawat dengan segera, anthrak akan mematikan. Bacillus anthracis adalah bakteri yang menyebabkan penyakit anthrax. Secara historis, bakteri ini menyerang binatang herbivora seperti sapi, domba dan binatang pemakan rumput lainnya, dan juga menyerang manusia yang bekerja dengan binatang-binatang tersebut atau produk dari binatang tersebut.


Saat di tanah, spora anthrax relatif tidak berbahaya. Namun jika sudah terkontak dengan lingkungan yang cocok, spora anthrax akan mulai bertunas. Spora anthrax memerlukan lingkungan yang kaya akan asam amino, nukleosida dan glukosa, yaitu unsur-unsur yang terkandung dalam darah dan jaringan lain pada manusia dan binatang. Satu kali saja berada di dalamnya, bakteri tersebut akan menjadi mematikan bagi inangnya.


Dari mana Anthrax datang?

Anthrax ditemukan di seluruh dunia. Anthrax mencemari tanah saat binatang yang sudah tertular anthrak mati, dan akan menyebar ketika binatang lain yang sedang merumput di tempat tersebut. Anthrax bisa juga menyebar saat binatang karnivora, seperti burung pemakan bangkai atau bahkan serangga memangsa binatang herbivora yang terkena anthrax. Bakteri anthrax kemudian berpindah ke tempat lain melalui binatang inangnya dan akan mencemari tanah saat binatang tersebut mati. Pada saat binatang membusuk, bakteri akan terekspose ke udara dan kembali menjadi spora yang mencemari tanah. Spora anthrax mempunyai kerangka luar yang kuat dan dapat bertahan hidup di tanah selama berpuluh-puluh tahun.

Bebarapa laboratorium mengambil sampel anthrax untuk penelitian dan identifikasi anthrax. Anthrak bisa dikembangkan di laboratorium melalui sporanya. Bila ada di tangan yang salah, spora tersebut bisa dikembangkan untuk pembuatan senjata biologis.


Bagaimana Anthrak menyebar?

Bakteri anthrax masuk ke dalam tubuh melalui:

  1. Pernafasan (disebut inhalation anthrax). Spora anthrax bisa terhirup dari tanah yang tercemar atau partikel lain yang mengandung spora. Spora tersebut tidak memiliki bau, rasa dan warna sehingga orang tidak menyadarinya. Untuk masuk ke paru-paru, dimana spora dapat bertunas, spora tersebut harus berukuran sangat kecil, 1 – 5 mikron (sepersejuta meter).

  2. Luka pada kulit (disebut cutaneous atau skin anthrax). Luka yang terbuka memungkinkan masuknya spora anthrax le dalam tubuh, lingkungan dimana spora tersebut bisa bertunas. Anthrak type ini juga bisa disebarkan oleh gigitan serangga, setealh serangga tersebut makan dari inang yang tercemar anthrax. Kepala, lengan dan tangan adalah bagian yang sering terkena anthrax jenis ini. Orang yang menangani produk hewan yang sudah tercemar, seperti kulit atau bulu domba, sering terekspos bakteri anthrax. Jumlah kasus cutaneous anthrax sekitar 95 persen dari seluruh kasus di dunia. Jika tidak tertangani, anthrax bisa mematikan (tingkat kematian 5 – 20 persen). Namun jika diobati dengan antibiotik, jarang menyebabkan kematian.

  3. Saluran pencernaan (disebut gastrointestinal anthrax). Mengkonsumsi daging yang belum masak yang terinfeksi bakteri anthrax, atau minum air yang menganudng spora anthrax, bisa menyebabkan bakteri anthrax masuk ke saluran pencernaan. Infeksi bisa terjadi baik pada saluran pencernaan atas maupun bawah. Anthrax jenis ini tergolong jarang.


Apa yang Terjadi saat Anthrax Masuk ke Tubuh?

Jika dilihat dalam level selular, bakteri anthrax terlihat seperti batang bambu yang tersambung. Saat masuk ke tubuh dan menemukan lingkungan yang sesuai, bakteri anthrax akan bergerak ke limpa. Dari sini, ia akan bermultiplikasi dan menghasilkan racun yang menyerang sel manusia yang bisa menyebabkan pendarahan, pembengkakan, penurunan tekanan darah dan kematian.


Cara bakteri anthrax menyerang sel dan tepatnya apa yang dilakukannya, masih menjadi pertanyaan. Riset yang dimulai pada pertengahan 1980-an mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang perilaku bakteri anthrax saat menemukan inangnya.


Peneliti menemukan bahwa ada 3 protein yang dihasilkan oleh bakteri anthrax. Protein-protein tersebut tidak berbahaya secara individu, tapi jika bersama-sama akan menjadi mematikan. Protein-protein tersebut adalah:

  • Protective antigen (PA)

  • Edema Factor (EF)

  • Lethal Factor (LF)


Saat protein-protein tersebut dikeluarkan, protective antigen akan mengikat permukaan sel dan membentuk sebuah saluran di dalam membran sel yang memungkinkan edema factor dan lethal factor masuk ke dalam sel. Edema factor, saat bergabung dengan protective antigen, menghasilkan racun yang disebut edema toxin. Lethal factor, saat bergabung dengan protective antigen, menghasilkan racun yang disebut lethal toxin. Lethal toxin membuat sebagian besar kerusakan di dalam sel.


Gejala Anthrax

Dalam bentuknya sebagai bakteri, anthrax bertahan di lingkungan luar tubuh inangnya hanya dalam 24 jam. Namun di dalam tubuh, dimana bisa memperoleh nutirisi yang diperlukan untuk bertumbuh, anthrax akan bertunas dan menyebar secara cepat.


Inhalation Anthrax

Gejala biasanya akan nampak dalam 7 – 10 hari, walaupun bisa lebih cepat yaitu 2 – 3 hari.

  1. Dimulai dengan demam, batuk, pusing, muntah, menggigil, lemah, sakit pada bagian perut, nafas tersengal, dan sakit pada bagian dada. Pada tahap ini, beralangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari. Kemudian gejala akan berhenti muncul.

  2. Tahap kedua berlangsung 2 – 4 hari. Gejalanya yaitu demam, sulit bernafas, berketingat, kulit kebiru-biruan, shock dan akhirnya meninggal


Cutaneous Anthrax

Cutaneous anthrax, yang terjadi saat spora anthrax menumpuk dan pecah di kulit, terjadi 12 hari setelah paparan. Pertunasan bakteri menyebabkan pembengkakan lokal di kulit, benjolan kecil akan nampak. Hari selanjutnya, benjolan akan membesar menjadi borok dan mulai mengeluakan cairan bening. Kemudian, koreng hitam yang tidak terasa sakit terbentuk dan akan mengering dan mengelupas dalam 1 – 2 minggu. Pengobatan dengan antibiotik tidak mengubah penampilan atau bentuk benjolan tersebut, namun akan mengurangi kemungkinan penyakit menjadi sistemik.


Gastrointestinal Anthrax

Gastrointestinal anthrax, yang terjadi karena makan atau minum daging atau air yang terinfeksi, memiliki gejala-gejala yang meliputi rasa mual, muntah darah, sakit pada bagian perut, diare berdarah dan lemas. Kematian terjadi 25 – 60 persen dari jumlah kasus.


Diagnosa dan Pengobatan

Menurut artikel pada Journal of the American Medical Association, sampel darah yang diambil dari pasien dan dibiakkan selama 6 – 24 jam. Pada poin ini, “Gram stain” bisa dilakukan. Gram stain perlu waktu 10 – 15 menit dan bisa mengidentifikasi bakteri berasal dari kategori anthrax yang mana. Test biokimia bisa dilakukan untuk melihat bakteri anthrax secara spesifik, perlu waktu 12 – 24 jam lagi. Biasanya, spesimen harus dikirim ke laboratorium nasional untuk perbandingan dengan stok sampel anthrax


Pengobatan

Anthrak diobati dengan antibiotik penicillin, ciprofloaxacin, atau doxycycline. Antibiotik yang paling sering dipakai adalah ciprofloaxacin. Pertama, karena rumor bahwa Uni Soviet telah mengembangkan suatu bentuk penicillin-resistant dari anthrax yang digunakan untuk perang biologis. Kedua, karena direkomendasikan oleh US Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati anthrax.

Pengobatan untuk inhalation anthrax harus dimulai sedini mungkin saat perkembangan gejala. Jika pengobatan dimulai setelah gejala berkembang terlalu jauh, bakteri bisa dimatikan tetapi toksinnya tertinggal di dalam tubuh.


Riset Pengobatan dan Vaksin

Vaksin yang dikembangkan pada tahun 1950-an (lisensi pada tahun 1970), saat itu hanya diberikan pada militer, ornag-orang yang secara langsung bekerja dengan anthrax pada laboratorium riset, dan pada mereka yang bekerja dengan binatang dan produknya yang mungkin bisa terinfeksi anthrax. Vaksin tersebut menggunakan antigen protektif anthrax untuk membuat tubuh membentuk kekebalan terhadap penyakit. Vaksin tersebut dicipyakan dari bibit anthrax yang tidak menyebabkan penyakit, dan tidak menggunakan bakteri yang hidup atau telah mati. Untuk binatang, vaksin anthrax yang dipakai berbeda (tidak bisa dipakai untuk manusia).


Efek samping vaksin anthrax:

  • Reaksi lokal ringan pada area suntikan (seperti yang terjadi pada vaksinasi lain)

  • Kadang-kadang reaksi lokal menengah yang meliputi warna merah, bengkak dan perih, sering terjadi pada area suntikan dan meluas sampai 5 inchi (13 cm) di sekitarnya.

  • Reaksi lokal besar yang melebihi 5 inchi, meliputi bengkaknya lengan bawah dan pada area suntikan.

  • Sakit otot, sakit sendi, pusing, ruam, menggigil, demam, mual, hilang nafsu makan, dan lemas dalam beberapa hari setelah vaksinasi (dialami lebih dari 35 persen orang yang divaksin)

  • Reaksi alergik berat (muncul dalam 1 per 100,000 kasus)

  • Reaksi berat yang memerlukan perawatan rumah sakit (muncul dalam 1 per 200,000 kasus)

Sumber: Howstuffworks.com

Tidak ada komentar: